Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto sangat senang melihat tersajinya produksi pangan di Indonesia. Ia optimistis Indonesia tidak perlu mengimpor beras pada tahun depan.
Menurut Prabowo, stok beras pemerintah masih mendekati 2 juta ton. Artinya, tidak adanya kekurangan stok yang memaksa Indonesia harus mengimpor pangan.
“Pada rapat terbatas yang lalu ada pemaparan yang menggembirakan, produksi pangan kita meningkat. Stok pangan kita paling tinggi sepanjang sejarah, gudang kita hampir 2 juta ton,” kata Prabowo di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2 Desember 2024).
Dengan cadangan yang melimpah, purnawirawan jenderal TNI ini yakin Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras pada tahun 2025.
“Dan itu sangat mungkin terjadi dan saya rasa kita tidak akan mengimpor beras pada tahun 2025. Bahan-bahannya cukup,” kata Prabovo.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan atau biasa disapa Zulhas mengatakan impor beras Indonesia akan berkurang signifikan mulai tahun depan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi pangan di Indonesia.
Ia juga mengungkapkan produksi beras akan mencapai 32 juta ton pada tahun 2025. Hal itu disampaikan Zulhas pada Selasa, 26 November, usai rapat terbatas soal pangan bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan.
“Ini adalah kabar baik. Sejauh ini produksi kita diperkirakan mencapai 32 juta pada tahun 2025,” kata Zulkhas.
Stok beras akhir Desember 2024 merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Hingga saat ini, Indonesia memiliki kurang lebih 8 juta ton beras.
Cadangan beras negara ini sekitar 1,94 juta ton. Pada saat yang sama, Masyarakat memiliki stok beras lebih dari 6 juta ton.
“Akhir Desember stok beras kita akan menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Bulog akan punya sekitar 2 juta saham, Bulog punya 1.948.000 lebih, dan Masyarakat punya 6 juta lebih. Jadi, gudang kita ada lebih dari 8 juta,” kata Zulhas.
Berdasarkan data tersebut, Zulhas meyakini impor beras ke Indonesia akan berkurang mulai tahun depan. Prinsipnya tidak perlu impor.
“Jadi Insya Allah tahun 2025 kita harapkan tahun depan impornya, dan tahun depan kita harapkan tidak sebanyak tahun 2024. Meski impornya kecil,” jelas Zulhas. (p/rd)