Jakarta –
Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyerahkan pengelolaan dan penyelenggaraan layanan BisKita Trans Pakuan kepada Pemerintah Kota Bogor.
BisKita Trans Pakuan merupakan layanan bus skema bus service (BTS) pertama di kawasan Bodebek. Layanan angkutan umum ini dibuka pada 2 November 2021.
Serah terima operasional ditandai dengan penandatanganan addendum perjanjian kerja sama (PKS) Plt. Direktur Perhubungan BPTJ Solihin Purwantara bersama Manajer Pelayanan Transportasi Kota Bogor Marse Hendra Saputra, Kamis (11 Juli) di Kemayoran, Jakarta.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan Dinas Perhubungan Kota Bogor selama lebih dari 3 tahun. Tentunya BPTJ tidak bisa sendirian menghadapi tantangan dan kendala yang dihadapi di lapangan, peran Walikota dan Dinas Perhubungan Kota Bogor sangat luar biasa,” kata Solihin dalam sambutannya. keterangan resmi pada Jumat (8/11/2024).
Solihin menegaskan, penyelenggaraan pelayanan angkutan umum massal di perkotaan didorong oleh PP 35 Tahun 2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Oleh karena itu, ke depan BPTJ juga berencana menyiapkan pedoman pengelolaan, perencanaan, pengorganisasian, pemantauan dan integrasi, serta perbedaan layanan gratis dan berbayar, guna memudahkan pemerintah kota dalam menawarkan layanan BTS.
“Kami juga mengapresiasi langkah besar Walikota dan Kepala Dinas Perhubungan yang secara mandiri menyelenggarakan pelayanan angkutan umum massal di Kota Bogor sehingga addendum PKS ini dapat ditandatangani hari ini,” lanjut Solihin.
Sementara itu, Manajer Pelayanan Transportasi Kota Bogor Marse Hendra Saputra menyambut baik perubahan pekerjaan tersebut. Namun, menurutnya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana transisi atau alih kelola tersebut bisa diselesaikan.
Oleh karena itu, ia juga sangat menyambut baik rencana penyusunan pedoman yang dapat menjadi acuan agar peralihan pemerintahan pusat ke daerah berjalan lancar, dapat diterima, dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
“Tantangan kita saat ini adalah memastikan pembiayaan subsidi transportasi. Karena saat ini subsidi negara Mendagri hanya untuk kemiskinan dan pendidikan. Sementara aturan pengelolaan keuangan APBD harus mengacu pada Peraturan Menteri. Sejauh ini kami berupaya untuk “menyesuaikan pos-pos yang memerlukan subsidi transportasi,” jelas Marse.
“Pemerintah pusat tidak mungkin terus memberikan subsidi kepada daerah. Maka konsep privatisasi ke depan akan kita coba, namun skemanya harus diatur agar tidak membebani investor. Mudah-mudahan program ini bisa diluncurkan. Kedepannya, investor bisa bekerja sama tanpa intervensi keuangan dari pemerintah daerah, namun kepatuhan terhadap aturan akan tetap diawasi,” lanjutnya.
Sebagai informasi, layanan BisKita Trans Pakuan Bogor memiliki 4 koridor dengan jumlah 49 unit. Layanan angkutan umum ini resmi dikenakan tarif Rp 4.000 mulai 20 Mei 2023, dan harga khusus Rp 2.000 untuk pelajar, lansia, dan penyandang disabilitas berlaku mulai 18 September 2023.
Jumlah penumpang di setiap koridor meningkat signifikan sejak September 2023 hingga September 2024. Untuk Koridor 1 dari 69.920 penumpang menjadi 82.736 atau meningkat 18,33%. Koridor 2, dari 100.326 menjadi 127.590 atau meningkat 27,18. Koridor 5, dari 54.442 menjadi 63.436 atau meningkat 16,52%. Koridor 6, dari 20.068 menjadi 29.750 atau meningkat 48,25%.
Sementara itu, okupansi (LF) September 2024 juga menunjukkan tren positif di seluruh koridor. Koridor 1, LF mencapai 65,23%. Sedangkan Koridor 2 melebihi target sebesar 111,89%, Koridor 5 sebesar 49,67%, dan Koridor 6 sebesar 23,65%.
Lihat juga videonya: Jalani kegiatan khusus, Raffi Ahmad akan bertemu dengan Kementerian Pariwisata dan Perhubungan besok
(fdl/fdl)