Jakarta –
Anemia defisiensi besi adalah masalah kesehatan yang terjadi ketika tubuh kekurangan hemoglobin, protein merah pembawa oksigen dalam sel darah. Kondisi ini bisa terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin.
Dokter spesialis anak dr Waisei Yusua Samin, MSc, SPA mengatakan orang tua harus mewaspadai anemia defisiensi besi. Jika dibiarkan maka dapat mempengaruhi proses belajar anak dan perkembangan kognitif terkait kecerdasan.
Dr Wisvisi kemudian menjelaskan beberapa gejala anemia defisiensi besi yang mungkin muncul pada anak.
Gejala anemia biasanya muncul berupa warna kuning. Selanjutnya, warna kuning juga terlihat pada lapisan permukaan lendir di mata, di dalam mulut dan bibir, selain itu pada kulit juga akan tampak kuning. dan telapak tangan, kaki.,” katanya di acara ibunya. Pojok Kesehatan “Peran Zat Besi dalam Perkembangan Kognitif Anak” Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2024).
Selain itu, anak dengan anemia defisiensi besi akan mengalami gejala konstitusional, tambahnya. Gejalanya antara lain anak kehilangan semangat, lesu, cepat tertidur di usia sekolah, dan prestasi sekolah buruk.
Anak kecil mungkin juga mengalami gejala seperti penambahan berat badan dan pertumbuhan yang buruk, kata Dr. Boyce.
Jika gejala tersebut muncul, sebaiknya konsultasikan ke dokter anak untuk mengetahui apakah ada kaitannya dengan anemia defisiensi besi.
Perawatan termasuk mengubah pola makan yang kaya zat besi, mengonsumsi suplemen, dan secara langsung mengatasi penyebab yang mendasarinya.
“Hal yang sama juga terjadi dalam perkembangannya. Misalnya, seorang anak berusia 15 bulan seharusnya sudah belajar cukup banyak kata, tetapi anak tersebut belum mempelajari sebagian besar kosa kata, ditambah dengan gejala konstitusional seperti penyakit kuning biasa,” tegasnya. Tonton video “Video: IDAI bilang bukan berarti kesehatan anak” (avk/up)