Jakarta –
Kabarnya banyak anak di Indonesia yang tumbuh tanpa ayah. Data UNICEF tahun 2021 menunjukkan 20,9 persen anak-anak di negeri ini kehilangan kehadiran atau peran ayahnya dalam kehidupan sehari-hari, karena perceraian, pekerjaan, atau kematian.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa hanya 37,17 persen anak usia 0 hingga lima tahun yang sepenuhnya diasuh oleh orang tua kandungnya atau mendapat bagian penuh dari ibu dan ayah. Menteri Sumber Daya Manusia dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) atau Kepala BKKBN Wihaji melihat kesenjangan aktivitas pengasuhan anak sangat besar di pihak ayah.
Bahkan, kata dia, peran sebagai ayah tidak hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan finansial, tetapi juga berperan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari anak, termasuk mental dan emosional.
“Saya yakin kalau ada proses mentalnya, maka silaturahmi (orang tua dan anak) akan langgeng,” kata Menteri Wihaji, dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (15/12/2024).
Penitipan Siang Hari di Tempat Kerja
Rekannya juga menegaskan bahwa mereka mengeluhkan situasi penitipan anak di tempat kerja besar di kota-kota besar.
“Saat ini kami sudah menemui lima dinas untuk menyiapkan ‘TK’. Karena salah satu permasalahan di kota besar adalah bagaimana memastikan ketika orang tua bekerja, anak mendapat pengasuhan,” lanjut Wihaji.
Upaya ini berada dalam lingkup bersama pendirian dan penyelenggaraan pusat penitipan anak di lingkungan Kementerian/Organisasi, Pemerintah Daerah, Perusahaan BUMN/Daerah, LSM dan masyarakat.
Tonton video “Fiksi atau Fakta: Apakah keadaan tidak mempunyai ayah membuat perempuan lebih sulit mencari pasangan?” (naf/naf)