Jakarta –
Demam babi Afrika (ASF) dilaporkan mewabah di 32 provinsi di Indonesia. Angka kematian babi yang sakit ACM mencapai 100 persen. Ingatlah bahwa sejauh ini belum ada vaksin yang ditemukan.
Meski tidak menular ke manusia, ada kekhawatiran mengenai kemungkinan kontaminasi virus pada daging babi atau makanan olahan babi. Bahkan menjelang libur Natal, daging babi menjadi pilihan banyak orang.
“Kami jelas prihatin dengan wabah demam babi Afrika. Namun sejauh ini tidak dapat dipungkiri bahwa belum ada temuan terkait pencemaran atau kontaminasi pangan berdasarkan surveilans BPOM RI,” jelas Kepala BPOM RI Taruna Ikrar. kepada ANBALI NEWS di gedung BPOM RI pada Jumat (20/12/2024).
Meski demikian, masyarakat diimbau tetap berhati-hati saat mengonsumsi daging babi dan makanan olahan. Pilihlah daging segar yang dibeli dari pengecer atau tempat yang menjamin kebersihan, keamanan, dan persediaan.
Proses daging sebisa mungkin pada suhu matang untuk menghindari kontaminasi virus.
“Yang paling penting adalah memastikan kebersihan, tapi sekali lagi, kami belum punya kesimpulan pada tahap ini,” tutupnya.
ACM dilaporkan endemik di 32 provinsi di Indonesia. Banyak babi yang sakit dan mati. Pemerintah meningkatkan pengawasan dengan membentuk satuan tugas khusus penanganan AKM. Masyarakat juga diminta untuk tidak membuang bangkai babi atau menjual daging babi yang sakit untuk mengurangi risiko penularan. Tonton video: Video: Kementerian Kesehatan mengungkap cara penularan demam babi Afrika (naf/up)