Jakarta –
Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menggelar rapat bersama dengan Presiden Pravo Subianto hari ini. Banyak isu yang dibicarakan, antara lain rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun depan dan upah minimum provinsi (UMP).
Presiden DEN Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pihaknya bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartartu melaporkan pandangan DEN kepada Prabowo. Pertama ada pembahasan tentang program akselerator Quick Wins.
“Ada 53 quick win capres yang bisa diumumkan secara bertahap. Misalnya penanganan pencemaran air di Jakarta, saya kira akan segera diumumkan. Yang kedua juga terkait dengan terbitnya e-Catalog versi 6 yang akan dirilis bulan depan,” kata Lohut di kompleks Istana Kepresidenan. Rapat, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Luhut mengatakan e-Katalog versi 6 ini rencananya akan menutupi 95% belanja APBN. Dengan cara ini diharapkan praktik tersebut benar-benar dapat mengurangi inefisiensi. Apalagi mengingat ICOR Indonesia masih tergolong tinggi yakni berkisar 6,8%.
“Jadi kalau itu tercapai, kebocoran bisa kita selamatkan hingga 35-40 persen atau lebih dari 40 persen, setara dengan $70 miliar. Kalau kita bisa mengefektifkan, saya kira mungkin setengahnya. Keinginan Presiden adalah kita harus menghilangkan kebocoran hingga 35-40 persen atau di atas 40 persen yang setara dengan 70 miliar dolar. “Persentase ini akan kita capai secara bertahap dalam 5 tahun ke depan,” ujarnya.
Ia menambahkan, persoalan kenaikan PPN merupakan salah satu persoalan yang banyak dibicarakan dan berdampak pada daya beli. Namun ia enggan membahas lebih detail implikasi argumennya.
“Ada pembahasan (pembahasan) yang sangat detail mengenai masalah ini. Saya kira kami dengan Menko dan Menkeu juga sepakat mengenai masalah ini karena saya kira akan menjadi prioritas utama,” kata Lohot.
Sementara itu, anggota DEN Chatib Basri menambahkan tantangan perekonomian Indonesia dalam jangka pendek dan menengah juga dibahas dalam pertemuan tersebut. Salah satunya terkait daya beli masyarakat kelas menengah dan kebijakan yang harus diambil untuk memperkuatnya.
“Kita juga bicara tentang upaya peningkatan pendapatan pemerintah dan UMP. Karena ini juga soal daya beli, tapi juga daya saing industri,” kata Hativ Basri. katanya
Wakil Presiden DEN, Mary Alka Pangasto menambahkan, pihaknya membahas tantangan jangka pendek seperti menjaga daya beli, serta isu jangka menengah seperti bagaimana menjaga daya saing dan menurunkan biaya investasi yang dianggap mendistorsi lingkungan investasi. .
“Kita lihat jangka menengahnya bagaimana, karena tentu kita ingin tumbuh di atas 5 persen. Jadi ini soal daya saing, investasi, dan bagaimana menjaga lingkungan investasi yang menarik. Karena kita berada dalam situasi regional dan global,” kata Marie Alka. : “Yang ingin kita tarik adalah “tempat relokasi investasinya,” ujarnya.
Selain itu, partai juga menginginkan jenis investasi yang menarik rantai pasok untuk memperkuat sektor manufaktur. Permasalahan struktural di sektor manufaktur juga menjadi sorotan agar dapat diselesaikan secepatnya. (acd/acd)