Jakarta –
Menteri Pertanian dan Fisik/Kepala BPN Nusron Wahid menyoroti enam sektor penting sektor pertanahan yang akan mendukung program tiga juta rumah. Ia juga menekankan pentingnya pemantauan penggunaan lahan dan upaya pengendalian penggunaan lahan sawah untuk mendukung swasembada pangan.
Pada Sarasehan (Rakarnas) Nasional Real Estate Indonesia (REI) yang digelar di Hotel Trans Luxury Bandung (12 Mei), Nusron mengatakan alokasi dan sertifikasi lahan, PKKPR, LSD, hak tanggungan dan Roya merupakan persoalan yang berhubungan langsung dengan pengembang dan konsumen. . .
Terkait alokasi lahan, Nusron mengatakan sekitar 79.000 hektar lahan yang dinyatakan terbengkalai akan dialokasikan untuk permukiman dalam program nasional.
“Potensi lahan terlantar seluas 1,3 juta hektar. Yaitu tanah Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Pengelolaan (HPL) seluas 854.662 hektar. , dan ini harus dimanfaatkan seluas-luasnya untuk kemakmuran rakyat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5/2024).
Nusron mengimbau pelaku pasar properti mengecek RTRW dan RDTR masing-masing zona untuk menghindari kesenjangan penggunaan lahan. Ia menyatakan, tidak semua daerah mempunyai RTR, hanya 553 dari 2.000 RTR yang direncanakan.
Ia juga mengatakan, para kepala daerah terpilih telah mencapai kesepakatan dengan Menteri Dalam Negeri bahwa RDTR harus dipersiapkan untuk memberikan kemudahan bagi dunia usaha.
Aspek pertanahan dan pengendalian penggunaan lahan juga sangat diperlukan. Diketahui, konversi padi setiap tahunnya mencapai 100-150 ribu hektare. Hal ini tidak sejalan dengan keputusan Presiden Prabowo Subianto tentang swasembada pangan.
“Oleh karena itu, bidang-bidang tersebut boleh dihilangkan dari keputusan ini, tetapi sebagai gantinya harus ditanami bidang-bidang baru. Kami juga akan menyiapkan Usulan Pemerintah (PP) tentang LP2B nasional yang patut menjadi bahan pertimbangan, jika di satu provinsi bisa diganti di provinsi lain, “Insya Allah pada triwulan I tahun 2025 tujuannya adalah PP,” jelas Nusron.
Tak kalah penting, Nusron mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan transformasi layanan pertanahan, termasuk sertifikasi, hipotek, dan royalti. Ia bermaksud mencari solusi agar layanan ATR/BPN Kementerian tidak mengandung pungutan liar.
Karena itu kita harus bertransformasi, tapi saya butuh waktu untuk memulihkan ketertiban di layanan ini, tutupnya.
Menteri Perumahan dan Pemukiman Kembali Bapak Maruarar Sirait berpartisipasi dalam acara ini. Menteri ATR/Kepala BPN, bersama Direktur Jenderal Pengendalian dan Komando Pertanahan dan Ruang Jonahar; Kepala Biro Humas Harrison Mokodompis; dan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Barat Yanuar Hikmat Ginanjar. (akn/ega)