Jakarta –
Pantai Kuta sungguh menakjubkan. Konon pantai tersebut akan hilang akibat kerusakan yang mengurangi panjang pantai.
Kerusakan pantai mulai dari Pantai Kuta hingga Seminyak di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Puluhan pantai telah hilang dalam 20 tahun terakhir.
Bagian pantai yang paling terlihat setelah terkena deburan ombak dan arus pasang surut yang kuat dapat dilihat di Pantai Kuta. Pantauan ANBALI NEWSBali, Pantai Kuta kini hampir tidak memiliki pantai seluas Seminyak.
Acara ini bisa disaksikan dari arah selatan hingga utara, mulai dari depan kantor Satgas Pantai Kuta hingga depan Beachwalk Mall.
Saat ini Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida sedang melakukan konservasi mulai dari Pantai Kuta hingga Seminyak. Pekerjaan konservasi Paket II kawasan Pantai Kuta hingga Seminyak senilai Rp 249 miliar ini akan dilakukan secara bertahap mulai Desember 2024 hingga 2026.
Menurut Kepala Departemen Khusus Non Kebenaran (SNVT) Operasi BWS Jaringan Sumber Daya Air (PJSA) Bali-Penida, Gede Lanang Sunu Perbawa, proyek tersebut bertujuan untuk mengembalikan aktivitas dan kondisi Pantai Kuta seperti semula.
“Proyek ini dibagi menjadi beberapa bagian. Dari pantai Sekeh, Kuta, Legian hingga Seminyak,” kata Lanang Sunu, seperti dikutip ANBALI NEWSBali, Kamis (28/11/2024).
Saat ini BWS sedang membahas rencana kunjungan seniman, peserta, perwakilan daerah, serta pekerja lokal dan tradisional.
Lanang mengatakan, pihaknya akan membangun empat pemecah gelombang, pengalihan air, dan penambahan atau pengisian pasir di beberapa titik. Secara khusus pengumpulan pasir dapat dilakukan dalam tiga bagian.
Bagian pertama dari Pantai Sekeh ke Pantai Jerman. Bagian kedua dari depan Discovery Kartika Plaza ke Alam Kul Kul-Hotel Pullman Legian, lalu dari depan Double Six Seminyak ke Pantai Petitenget. situasinya masih bagus,” ujarnya.
Seiring dilakukannya upaya mengembalikan pantai ke keadaan semula, kata Lanang, tidak semua pembangunan pengamanan pantai dilakukan dengan struktur yang rumit.
Lebih lanjut Lantang mengatakan, pemilihan materialnya tidak sembarangan, melainkan sama atau mirip dengan pasir dari Kuta, Legian, dan Seminyak. Setelah dilakukan penelitian dan berbagai penelitian, produk dari perairan Jimbaran memiliki ciri-ciri yang mirip dengan produk dari pantai Kuta.
“Kebiasaan di sana (Jimbaran) pasirnya putih keabu-abuan seperti Kuta. Beda dengan di Nusa Dua yang putih. Jadi pasirnya akan dibawa hingga 7 kilometer dari daratan besar Jimbaran,” kata Lanang. .
Sementara itu, Project Manager (PPK) Sungai Pantai 2 BWS Bali-Penida Danang Raditya mengatakan, pekerjaan pemindahan sand stop ke arah utara dekat Bandara I Gusti Ngurah Rai telah dimulai. Belakangan, penampungan air di belakang Discovery Mall Kuta juga ikut dirusak.
“Persaingannya banyak mengingat Kuta adalah kawasan wisata. Oleh karena itu, akan ada penyesuaian jam kerja, disesuaikan dengan kondisi daerah,” kata Danang.
Danang telah aktif berkomunikasi dengan otoritas lokal dan pemerintah untuk memfasilitasi akses terhadap alat berat dan pasokan. Mereka ingin proyek ini tidak melumpuhkan seluruh aktivitas penduduk setempat, khususnya perikanan.
“Rencananya ada dua jalur ekspor. Keputusan jalur darat akan ada persaingan dari lalu lintas, dari tujuan wisata. Jadi jalur laut jadi jalur lain untuk peralatannya,” ujarnya.
Menurut Ketua Satgas Pantai Kuta I Wayan Sirna, kondisi pantai saat ini berbeda dengan kondisi Pantai Kuta hampir 20 tahun lalu.
Saat itu, menurut dia, jarak pantai ke daratan sangat jauh, hampir 30 meter. Dengan demikian, Pantai Kuta menjadi salah satu favorit wisatawan mancanegara untuk berlibur dan berselancar.
“Sekarang tinggal sebagian kecil saja pantainya. Kalau musim panas tiba, permukaan air laut akan naik hanya sekitar 2 meter, sehingga tekanan dari pantai terus meningkat,” kata Sirna.
Kepala Desa Adat Kuta Komang Alit Ardana mengetahui bahwa konservasi sangat dibutuhkan saat ini untuk melindungi pesisir pantai dari ancaman kerusakan. Jika permasalahan ini tidak segera diatasi, maka reputasi Pantai Kuta sebagai ikon pariwisata Bali akan hilang.
“Kami sering bekerja sama dengan pemerintah, termasuk Kanwil Sungai Penida Bali, agar kami bisa bertindak cepat untuk menjaga Pantai Kuta. Kami tahu setiap situasi,” kata Alit Ardana.
“Bagi para pelaut, maklumi ombaknya dari utara. Faktanya gelombang utara tidak akan terpengaruh (oleh proyek). Kami melihat kerusakan di sini mengkhawatirkan,” kata Ardana. Saksikan video “Komunitas selancar di Bali rayakan HUT RI” (fem/fem)