Jakarta –
Pemerintah telah mengumumkan penurunan harga tiket pesawat sebesar 10 persen sebelum Natal. Apakah aturan ini berlaku untuk perjalanan darat, khususnya kendaraan AKAP?
Ketua Bidang Angkutan Rakyat DPP ORGANDA Kurnia Lesani Adnan (Sani) menegaskan penurunan tersebut tidak terlalu terasa. Pasalnya, harga tiket pesawat sejak awal sudah sangat mahal dibandingkan moda transportasi lainnya.
“Kalau saya mau bilang tidak ada tenaga, kurang bagus. Buat apa memberi rasa bangga,” kata Sani kepada ANBALI NEWSTravel beberapa waktu lalu.
“Iya persoalannya begini, yang tiketnya iku wes duwur (tiket pesawat mahal), 10% rak kroso (tidak peduli),” kata pria yang merupakan Direktur PO SAN itu.
Sani mengatakan, tidak perlu bersaing dengan maskapai, khususnya bus AKAP. Pasalnya, biaya pembuatan pesawat tersebut sangat mahal.
Kedua, seperti yang saya katakan sebelumnya, negara tidak bisa menjadi pesaing serius di bidang ini jika jalan dan koneksinya tidak bagus, industrinya bagus, katanya.
“Ini persoalan waktu perjalanan, harga semua jenis udara tidak bisa kita lawan. Ya, paling tidak kita bisa bayar tiketnya. Kuncinya bisnis. Untuk kemudian bangun,” ujarnya.
Kini, pasca berdirinya jalan Trans Jawa dan Sumatera, para perusahaan bus berlomba-lomba meningkatkan armadanya. Kembali ke diskon 10 persen, Sani mengatakan pemotongan ini tidak terlalu membantu dan tidak perlu diperhatikan oleh operator bus AKAP.
“Dalam PO itu terlihat teman-teman berlomba-lomba meningkatkan pelayanan dan mobilnya. Kendalanya hanya kendala bisnis, kemacetan, dan jalanan selalu berlubang apa pun,” kata Sani.
“Dengan sebagian besar tol sekarang, kita pede banget. Iya, seperti Jogja, tolnya sudah sampai Klaten, Kartosuro.
“Tiket Sakyuto lagek satusewu itu panjang sekali (kurang tiket 100 ribu juta rupiah). Jadi menurut saya teman-teman jangan takut ya. katanya. Saksikan video “Video: Jualan Maskapai Murah di Libur Natal, Kapan?” (misalnya/wanita)
