Jakarta –
Kasus kanker usus besar atau kanker dubur meningkat tajam pada kelompok usia 20-30 tahun. Dokter saat ini masih mencari penyebab pasti peningkatan kasus tersebut, namun ada satu faktor yang diyakini menjadi pemicu terbesarnya.
Tinjauan komprehensif terhadap lebih dari 3.000 penelitian menunjukkan bahwa partikel yang lebih kecil dari beras atau mikroplastik dapat menyebabkan peningkatan kanker usus besar di kalangan dewasa muda.
Para peneliti di Universitas California di San Francisco (UCSF) mengatakan bahwa partikel-partikel yang menyebar ini dapat terakumulasi di organ-organ tubuh seiring waktu, menyebabkan kerusakan DNA yang tidak dapat diperbaiki. Hal ini menyebabkan peradangan kronis yang membunuh sel-sel sehat dan menyebabkan sel kanker tumbuh tidak terkendali.
“Mikroplastik pada dasarnya adalah polusi udara dalam bentuk partikulat, dan kita tahu bahwa polusi udara jenis ini berbahaya,” kata Dr. Tracy Woodruff, profesor ilmu reproduksi di UCSF, dilansir DailyMail, Sabtu (28/12/2024).
Kanker kolorektal adalah salah satu bentuk kanker yang paling cepat berkembang, terutama di kalangan orang Amerika yang berusia di bawah 50 tahun. Kasus-kasus ini dianggap kanker dini. Kasus-kasus ini diperkirakan meningkat sebesar 90 persen di antara kelompok usia 20 hingga 34 tahun dari tahun 2010 hingga 2030.
Ulasan tersebut, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology, mengamati 3.000 penelitian yang dilakukan antara tahun 2018 dan 2024. Meskipun sebagian besar penelitian yang dikutip dilakukan pada hewan, tim peneliti mengatakan bahwa manusia dan hewan dapat diterapkan pada manusia. Seharusnya hanya ada satu ekspresi.
Para peneliti juga menunjuk beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa paparan mikroplastik dapat meningkatkan risiko perubahan struktural pada usus besar.
Misalnya, sebuah penelitian pada tikus di Tiongkok pada tahun 2022 menemukan bahwa tikus yang terpapar mikroplastik secara kronis mengalami “gangguan usus besar yang tidak normal” seperti kerusakan pada dinding usus besar. Studi lain yang diterbitkan pada tahun yang sama menunjukkan bahwa paparan mikroplastik menyebabkan usus besar memproduksi lebih sedikit lendir, yang membentuk lapisan pelindung di sekitar usus besar.
“Kami menyimpulkan bahwa paparan mikroplastik dapat berdampak negatif pada usus besar dan usus kecil manusia,” tulis para peneliti.
Mereka juga berpendapat bahwa menghirup mikroplastik dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan di paru-paru dan memicu peradangan kronis.
Mikroplastik ada di mana-mana di lingkungan, udara, dan masuk ke tubuh manusia melalui kontak dengan makanan, air, dan tanah yang terkontaminasi. Mikroplastik juga dapat masuk ke aliran darah melalui pakaian sintetis dan produk pembersih.
Mikroplastik umumnya ditemukan pada botol dan wadah plastik, kosmetik, produk pembersih, dan makanan laut seperti kerang. Saksikan video “Video: Mengenal 2 Jenis Mikroplastik di Lingkungan Sehari-hari” (kna/kna).