Jakarta –
Pemerintah Rusia melarang penambangan kripto di 10 wilayahnya selama enam tahun. Alasan utamanya adalah konsumsi daya yang terlalu besar untuk aktivitas ini.
Seperti diketahui, penambangan kripto membutuhkan listrik yang sangat besar, seperti dikutip ANBALI NEWSINET Engadget, Senin (30/12/2024).
Larangan ini akan diterapkan mulai 1 Januari 2025 hingga 15 Maret 2031. Pemerintah Rusia juga menyatakan kemungkinan akan ada larangan penambangan di wilayah lain jika terjadi peningkatan penggunaan listrik yang besar.
Atau, bisa juga sebaliknya. Larangan tersebut dapat dicabut atau diubah untuk sementara jika konsumsi listrik berkurang.
Larangan ini berarti “kehidupan” penambangan kripto di Rusia sangat singkat. Ini karena penambangan kripto baru benar-benar diizinkan sejak 1 November. Penambang kripto harus mendaftar ke Kementerian Pengembangan Digital, dan konsumsi daya mereka masih dibatasi dan dipantau.
Selain melarang penambangan kripto, Rusia juga melarang pembayaran transaksi menggunakan kripto, meskipun mereka tetap mengizinkan pembayaran kripto untuk transaksi yang dilakukan di luar Rusia.
Dalam undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin pada tahun 2022, Rusia melarang penggunaan aset digital seperti mata uang kripto dan NFT sebagai bentuk pembayaran atas transaksi pembelian barang dan jasa.
Rusia bukan satu-satunya negara yang melarang penambangan kripto karena konsumsi listriknya yang besar. Ada juga Kosovo yang akan melarang praktik tersebut pada tahun 2022, dengan tujuan menghemat listrik selama krisis.
Kemudian Angola mengambil langkah yang sama pada April 2024. Bahkan, pemerintah Angola melangkah lebih jauh dengan menghukum warganya yang berani menambang kripto.
Lalu ada beberapa negara Eropa seperti Islandia dan Norwegia yang telah menetapkan aturan ketat terhadap penambangan kripto, yang juga mereka lakukan karena krisis energi. Tonton video “Video Kaleidoskop 2024: Memasuki 1.000 Hari Perang Rusia-Ukraina” (asj/rns)