Jakarta –
Mantan Presiden AS Jimmy Carter dikenal di seluruh dunia karena karya diplomatik dan kemanusiaannya. Dunia medis akan mengingatnya bukan hanya sebagai orang yang berhasil menghilangkan kanker yang menyebar di tubuhnya, namun ia juga merupakan orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kesadaran akan pengobatan kanker terbaru: Imunoterapi.
Bahkan orang yang belum pernah mendengar kata tersebut biasanya tahu bahwa “Jimmy Carter”-lah yang menyelamatkan nyawanya.
“Keberhasilan pengobatan kanker oleh Carter dianggap sebagai keajaiban 15 hingga 20 tahun yang lalu,” kata Dr. Adam Friedman, direktur dermatologi di Universitas George Washington.
‘The Carter Effect’, begitu ia menjulukinya, telah menciptakan era harapan baru bagi pasien yang biasanya putus asa.
Pada tahun 2015, penderita melanoma mungkin tidak akan hidup lebih dari enam bulan, bahkan mungkin tidak sampai enam minggu jika ia berusia 90 tahun. Carter dianggap sebagai malapetaka ketika dia mengumumkan pada Agustus 2015 bahwa kanker kulit telah menyebar ke hati dan otaknya.
“Saya menjalani kehidupan yang indah,” kata Carter pada konferensi pers saat itu. “Saya merasa ini ada di tangan Tuhan dan di tangan dokter saya, dan saya akan siap menghadapi apa pun yang terjadi selanjutnya,” kata Carter.
Ada banyak alasan mengapa Carter, yang meninggal pada hari Minggu pada usia 100 tahun, hidup lebih lama. Ia mengunjungi beberapa dokter kanker terbaik di dunia saat menjalani operasi dan radiologi.
Ia juga mengungkapkan akan diobati dengan obat imunoterapi baru bernama pembrolizumab, yang dijual dengan nama Keytruda. Keytruda bekerja dengan menggunakan energi sistem kekebalan tubuh untuk menyerang sel kanker.
American Cancer Society juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya mantan Presiden Jimmy Carter. Organisasi tersebut juga mengenang bagaimana pengobatan kanker yang dilakukan Presiden Carter saat ini telah menyelamatkan banyak nyawa.
“Sebagai pendukung setia pendidikan kanker dan pencegahan kanker di Amerika Serikat, Presiden Carter membantu mempercepat perkembangan lebih dari 200 penyakit yang kita sebut kanker selama masa jabatannya,” kata Dr. Wayne A.I. Frederick, Direktur Eksekutif Sementara, American Cancer Society dan American Cancer Action Network (ACS CAN).
(ketuk / ketuk)