Jaipara –
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan bahwa 35% stok ikan Indonesia akan dieksploitasi atau dieksploitasi secara berlebihan pada tahun 2022. Kerugian akibat penangkapan ikan ilegal diperkirakan mencapai $4 miliar per tahun.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sukti Waheo Triangguno mengaku tak henti-hentinya memikirkan eksploitasi sumber daya laut secara masif. Pasalnya, masa depan maritim Indonesia semakin tidak bisa diprediksi.
“Kalau stres pasti tidak bisa tidur. Masa depan mau kemana kalau keadaan seperti ini,” kata Trangguno dalam pengarahannya di Universitas Dipongoro, Jepara, Jawa Tengah, Jumat (27/12/2024). ) .
Dalam sehari, Terengganu menyebut ada ribuan kapal nelayan yang mengarungi perairan laut Indonesia. Belum lagi, jika dihitung kapal-kapal yang menggunakan Automatic Identification System (AIS), kata dia, banyak kapal yang tidak menggunakan Vessel Monitoring System (VMS).
“Jadi kalau tidak pakai VMS tidak akan terdeteksi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Trenggono meminta jajarannya memperkuat pengawasan terhadap kapal nelayan di perairan Indonesia. Dia juga mengatakan KPK akan menerbitkan peraturan menteri (parmans) untuk terus melakukan pengukuran perikanan.
“Saya minta pada tahun 2025 sudah ada peraturan menteri, semua kapal ikan baik kapal ikan kecil maupun perusahaan harus menggunakan teknologi VMS, salah satunya,” tegasnya.
“Mengapa demikian?” Sehingga kita tahu berapa banyak ikan yang diambil dan apa dampak kerusakannya terhadap biota laut”, tutupnya.
Saksikan videonya: Misi mengembalikan kejayaan perikanan Indonesia
(kilo)