Jakarta –
Media sosial masih ramai dengan perdebatan warganet mengenai Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan nama Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), ke dalam daftar finalis orang terkorup sedunia. angka pada tahun 2024.
Perdebatan terjadi di berbagai jejaring sosial, di mana dua kubu terlihat jelas: kubu yang mendukung keputusan OCCRP dan kubu yang menentangnya.
Kubu pro mengatakan penyelidikan yang dilakukan OCCRP, organisasi jurnalisme investigatif terbesar di dunia, menunjukkan keterlibatan Jokowi dalam praktik-praktik yang merugikan negara. Mereka mengatakan penunjukan tersebut merupakan bukti perlunya transparansi dan akuntabilitas pemerintahan.
Di sisi lain, para pendukung Jokowi dan sejumlah pengamat politik menentang daftar tersebut dengan mengatakan bahwa studi OCCRP kurang komprehensif dan dapat dipengaruhi oleh agenda politik tertentu. Mereka mengkritik metodologi OCCRP, dengan mengatakan bahwa pencalonan didasarkan pada pemungutan suara publik dan bahwa pencalonan dapat dimanipulasi oleh kelompok kepentingan tertentu.
Beberapa warganet juga mengutip tanggapan Jokowi sendiri yang meminta bukti nyata atas tuduhan korupsi tersebut, sekaligus menyebutnya sebagai bagian dari hoaks atau fitnah yang beredar luas tanpa dasar yang jelas. Berikut rangkuman perbincangan warganet:
(afr/afr)