Orang Tua Whistleblower OpenAI yang Tewas Tidak Yakin Anaknya Bunuh Diri

Jakarta –

Mantan peneliti OpenAI dan pelapor Suchir Balaji ditemukan tewas di apartemennya di San Francisco pada 26 November. Penyebab kematiannya tercatat karena bunuh diri, namun orang tua Balaji mempertanyakan hasil otopsi.

Purnima Ramarao, ibu Balaji, tidak percaya putranya meninggal karena bunuh diri, menurut diagnosis Kantor Pemeriksa Medis San Francisco.

Bersama suaminya Balaji Ramurthy, Rama Rao meminta FBI turun tangan menyelidiki penyebab kematian putranya. Ramarao yakin Departemen Kepolisian San Francisco tidak mampu melakukan investigasi menyeluruh terhadap isu-isu seperti keamanan siber dan perlindungan pelapor.

Ramarao mengatakan, hanya butuh waktu 40 ANBALI NEWS bagi tim forensik untuk tiba di lokasi kejadian dan menyimpulkan penyebab kematiannya adalah bunuh diri.

“Alasan mereka adalah dia masuk dan tidak keluar, tidak ada seorang pun bersamanya… dan dia menembak dirinya sendiri. Ada senjata api di dekatnya,” kata Ramarao, menurut Guardian. 1 Februari 2025).

Rama Rao awalnya mengajukan laporan hilang di kediamannya di Union City setelah dia tidak dapat menghubungi Balaji selama tiga hari. Polisi Union City kemudian menghubungi pihak berwenang San Francisco, dan Balaji ditemukan tewas pada 26 November.

Polisi San Francisco mengatakan: “Polisi dan petugas medis datang ke lokasi kejadian dan menemukan seorang pria dewasa yang tampaknya meninggal karena bunuh diri. Investigasi awal tidak menemukan bukti adanya aktivitas kriminal.” Mereka menegaskan bahwa penyelidikan masih terbuka dan aktif.

Orang tua Balaji mengatakan putranya tidak memiliki riwayat gangguan jiwa dan polisi juga tidak menemukan catatan bunuh diri. Ramurthy adalah orang terakhir yang berbicara dengan Balaji pada 22 November, mengatakan putranya sedang membicarakan liburannya di Los Angeles.

“Dia berada di Los Angeles dan bersenang-senang. Itu sebabnya dia mengirimkan semua fotonya kepada kami. Suasana hatinya sedang bagus,” kata Ramorti.

Balaji mulai mengerjakan OpenAI pada November 2020. Pria berusia 26 tahun ini mengerjakan proyek WebGPT, yang membantu membuka jalan bagi ChatGPT.

Pada Agustus 2024, Balaji mengundurkan diri dari OpenAI dan mulai mengungkap korupsi OpenAI dan pengembang AI lainnya. Dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Balaji mengatakan bahwa OpenAI melanggar undang-undang hak cipta dan produk seperti ChatGPT melanggar Internet. Tonton Video: Pernyataan pelapor OpenAI Suchir Balaji sebelum ditemukan tewas (vmp/afr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top