Program Lumbung Pangan Genjot Kesejahteraan Petani di Humbang Hasundutan

Jakarta –

Pembangunan lumbung pangan membawa harapan baru bagi Humbang Hasundutan, Sumatera Utara (Sumut). Program tersebut diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan setidaknya 368 petani di tiga desa, yakni Hutajulu, Ria-Ria dan Parsing Gran 1.

Mencakup lahan seluas 435,08 hektar (ha), food bar ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat lokal mampu berkontribusi dalam terciptanya agroekosistem yang produktif dan berkelanjutan.

Skema kerja di depo pangan ini bervariasi, mulai dari lahan penelitian, lahan koperasi swasta, hingga lahan kosong milik masyarakat. Semua ini memberdayakan komunitas lokal. Hal ini sebagai upaya memberikan kesempatan kepada masyarakat tanpa harus mencari pekerjaan di luar daerahnya.

Kisah inspiratif salah satunya datang dari John Les Lambon (42), petani asal Desa Ria Ria yang menggarap lahannya sejak tahun 2020, saat program lumbung pangan pertama kali dimulai di Humbing Haasandotan.

Fokus utama pertanian John Lees Lamb adalah menanam kentang granola dan merotasi tanaman lainnya. Saat ini John sukses membudidayakan kentang granola secara mandiri dengan harga jual kompetitif mencapai Rp 8.000 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan harga kentang industri.

Ia mengatakan kehadiran program lumbung memberikan manfaat ekonomi bagi petani mandiri. Hasil yang diperoleh tidak hanya mampu bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan keluarga, di sisi lain mereka juga mampu membiayai kegiatan pertanian mandiri.

Apa yang dilakukan John adalah merotasi tanaman seperti jagung, kubis, dan kentang untuk tidak hanya menjaga kualitas tanah, namun juga meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan.

Sementara itu, petani Laos lainnya, Marvin Romabotar, mengatakan program food pantry lebih dari sekedar proyek pertanian.

Itu harapan kita. Kita ingin pembangunan ini terus berlanjut, sehingga tidak perlu ke sini mencari pekerjaan di sana, cukup di sini saja, itu bagus, ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/12/2024). .

Di sisi lain, Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden Didak Privedi menegaskan keberadaan lumbung menjadi kunci tercapainya ketahanan pangan. Lebih lanjut beliau menjelaskan mengapa gudang pangan menjadi penting dan strategis saat ini.

Pertama, faktor Indonesia mengalami kehilangan setidaknya 40.000 hektar lahan pertanian setiap tahunnya. Kedua, setiap tahun pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 3 juta jiwa.

Ketiga, ketidakstabilan geopolitik dimana pasokan pangan masih bergantung pada impor, sementara India, salah satu negara pengekspor beras Indonesia, telah melarang/membatasi ekspor beras dan banyak komoditas lainnya. Hal ini tentunya akan berdampak pada inflasi dalam negeri sehingga Indonesia membutuhkan kebebasan pangan.

Keberadaan bank pangan di Sumut juga meningkatkan pendapatan petani. Peningkatan pendapatan, yang merupakan tanda membaiknya penghidupan masyarakat, telah meningkatkan harapan akan kesejahteraan yang lebih baik.

Kehidupan yang lebih baik mulai terlihat dan kelangsungan hidup petani lokal dapat terjamin. Keberadaan sembako Humbang Hasundutan tidak hanya bisa menjadi salah satu cara mewujudkan ketahanan pangan, namun juga menjadi harapan untuk meningkatkan kesejahteraan petani setempat.

(tahun/umur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top