Jakarta –
Teknologi Kecerdasan Buatan (AI) terus mendobrak batasan, mengubah cara kita bekerja, berkreasi, dan melihat masa depan pekerjaan. Cameron Adams, salah satu pendiri dan chief product officer Canva, memperkirakan tahun 2025 akan menjadi titik balik bagi AI, tidak hanya dalam memperkaya ekspresi artistik, namun juga dalam mengubah struktur pasar kerja dan mendefinisikan ulang konsep kepemimpinan. Semburan kreativitas yang terkendali
Adams memperkirakan kecerdasan buatan akan menjadi katalisator ledakan kreativitas. Alat AI yang semakin canggih dan mudah digunakan akan membuka pintu bagi siapa pun, apa pun latar belakangnya, untuk mengekspresikan diri secara visual. Bayangkan seorang penulis yang dapat dengan mudah membayangkan alur cerita atau karakternya dengan bantuan AI, atau seorang desainer grafis yang dapat dengan cepat meningkatkan karyanya dengan memanfaatkan fitur AI.
“AI akan mendemokratisasi desain dan meningkatkan kreativitas. Platform AI yang mudah digunakan akan mengaburkan batas antara teknologi dan seni, sehingga memungkinkan lebih banyak orang mewujudkan visi kreatif mereka,” kata Adams: Kolaborasi Manusia-Mesin: Norma Baru di Dunia Bekerja
Adams juga menyoroti bagaimana AI akan mengubah cara kita bekerja. Pada tahun 2025, kolaborasi antara manusia dan mesin akan menjadi hal yang lumrah.
Agen AI akan membantu kami dalam tugas-tugas seperti pengumpulan data, analisis, dan persiapan laporan, sehingga kami dapat fokus pada pekerjaan yang lebih strategis.
“Kemitraan antara manusia dan kecerdasan buatan akan meningkatkan efisiensi, mempercepat pengambilan keputusan, dan membuat organisasi lebih gesit,” jelas Adams, mentransformasi pasar tenaga kerja dan munculnya profesi baru.
AI juga diharapkan dapat menciptakan pasar kerja baru. Profesi baru seperti AI Creative Director, Chief Ethical AI Officer, dan Workflow Engineer akan bermunculan.
Pelatih AI Life System, yang melatih pelatih kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas hidup, juga merupakan contoh profesi masa depan yang menarik. Kepemimpinan di era kecerdasan buatan: lebih manusiawi dan adaptif
Meskipun AI akan berkuasa, Adams menekankan pentingnya sentuhan manusia dalam kepemimpinan. Pemimpin masa depan harus memiliki kemampuan membangun tim yang kuat, mengembangkan kreativitas dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi.
“Para pemimpin harus mampu menggabungkan kecerdasan manusia dengan kemampuan kecerdasan buatan untuk menghadapi tantangan dan menciptakan transformasi,” kata Adams dalam Workplace Design: Automation and Efficiency
Di tempat kerja, desain akan menjadi semakin otomatis. AI akan membantu menciptakan pengalaman merek yang konsisten dan efektif. Komunikasi visual akan menjadi lebih cepat dan terjangkau, memungkinkan tim merek untuk fokus pada strategi dan kreativitas tingkat tinggi. Saksikan video “Video: Dampak AI yang canggih terhadap peluang kerja di Indonesia” (afr/fay)