Manchester –
Formasi 3-4-3 gagal meningkatkan performa Manchester United. Namun Ruben Amorim tetap setia pada pendirian tersebut dan tidak ingin mengubahnya.
Amorim telah mengukir namanya dengan mempromosikan Sporting CP selama empat tahun terakhir, memenangkan dua gelar Portugal dan dua Piala Portugal.
Alhasil, MU merekrutnya pada November lalu dengan harapan bisa meningkatkan performa tim setelah berselisih dengan Erik ten Hag. Meski awal yang menjanjikan, performa Amorima di awal tahun tak jauh lebih baik dibandingkan Ten Hag.
MU terus kalah dan semakin dekat ke zona degradasi dibandingkan papan atas, hanya berjarak tujuh! MU berada di peringkat 14 dengan 22 poin dari 19 poin.
Sejauh ini United hanya memenangi satu dari lima pertandingan liga terakhirnya dan kebobolan 18 gol sepanjang Desember, rekor terbaik mereka sejak 1964.
Tak jarang Amorim terpaksa mengubah formasi 3-4-3 menjadi 4-3-3 atau 4-2-3-1, demi menyeimbangkan permainan tim. Sebab dengan jumlah pemain yang ada saat ini, MU akan mudah menemukan lawan jika menggunakan formasi 3-4-3.
Saat melawan Newcastle United, dua gelandang tengah, Christian Eriksen dan Casemiro, dimasukkan, bertarung dengan Bruno Guimaraes, Sandro Tonali dan Joelinton.
Dengan Liverpool sebagai lawan selanjutnya, MU bisa kehilangan banyak poin jika terus menggunakan formasi 3-4-3. Namun, Amorima lah yang tidak mau berubah.
“Saya tidak akan mengubah jadwal saya, jika saya mengubahnya, itu akan buruk. Tapi saya memahami bahwa para pemain menderita karena mereka terbiasa bermain dengan cara yang sama selama dua tahun. Mungkin, Anda mengira saya juga melakukan hal yang sama, tapi saya harus tetap setia pada permainan saya, saya tidak tahu apa-apa lagi,” kata Amorim di ESPN.
“Ketika Anda mengganti pelatih, terutama di tim seperti ini, itu karena mereka tidak setuju.”
“Mereka bermain dengan gaya lama dan kalah. Jadi saya akan mengubah sistem lagi? Tim ini sudah bermasalah sejak awal.” (berjalan/berjalan)