Jakarta –
Pemerintah memutuskan menaikkan Harga Pengadaan Umum (HPP) gabah menjadi 6.500 rupiah per kilogram (kg). Sebelumnya HPP gabah Rp 6.000/kg.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Persatuan Petani dan Pedagang Beras Indonesia (Prapadi) Sutarto Alimoso mengatakan, kenaikan harga tentunya akan menambah modal penggilingan saat membeli beras dari petani.
Modal penggilingan padi akan bertambah. Dulu Rp 6.000/kg, sekarang harga beli Rp 6.500/kg, jadi perlu tambahan modal. Apakah keuntungannya akan lebih rendah? Mungkin malah lebih rendah. Bisa, kan? katanya. Kementerian Pertanian mengumumkannya pada Kamis (1 Februari 2025).
Namun, menurut dia, keputusan awal kenaikan CPP pangan biji-bijian dinilai sudah tepat waktu. Oleh karena itu, tidak diketahui secara pasti kapan panennya.
Jika petani tidak menikmati hasil panen, maka akan memusingkan pabrik penggilingan padi. Tiba-tiba naik, tapi pertumbuhan sudah ketinggalan, kita tidak bisa membuat rencana yang lebih baik,” ujarnya.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto memutuskan menaikkan harga pokok dua komoditas yakni serealia dan jagung. Harga Pengadaan Pemerintah (HPP) gabah naik menjadi Rp 6.500 per kilogram, dan Harga Pengadaan Jagung (HAP) naik menjadi Rp 5.500 per kilogram.
Keputusan itu diambil Senin (30/12/2024) lalu dalam rapat terbatas soal pangan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Rapat tersebut dihadiri seluruh menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zululhas).
“Kami memutuskan untuk menyampaikan hal ini kepada Presiden, kabar baik bagi para petani, telah disepakati kenaikan harga gabah dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500. Kedua, disepakati kenaikan harga jagung dari Rs100. 5.000 hingga Rp 5.500,” jelas Zulhas usai pertemuan.
Tonton video “Prabov berharap Indonesia tidak mengimpor beras pada tahun 2025”:
(ada/rd)