Jakarta –
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) membukukan pertumbuhan sebelum pajak sebesar 44% menjadi Rp 562 miliar pada kuartal III 2024. Angka tersebut meningkat 2,4% dibandingkan laba sebelum pajak pada triwulan II 2024 yang mencapai Rp 548 miliar.
Maybank Indonesia diketahui mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 845 miliar per 30 September 2024. Peningkatan laba ini didukung oleh peningkatan penyaluran kredit dan perbaikan fee based income.
Kinerja ini juga memberikan sinyal positif bagi pendapatan Maybank Indonesia, menyusul adanya ketentuan kehati-hatian yang signifikan pada kuartal I-2024.
Presiden Maybank Indonesia Stefano Ridwan mengatakan Maybank Indonesia terus meningkatkan kinerja bisnis dan profitabilitasnya, didukung oleh pertumbuhan portofolio pembiayaan yang sehat di semua sektor, serta pendapatan non-bunga, yang sejalan dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan.
“Upaya kami untuk terus memperkuat portofolio pembiayaan, khususnya pada sektor UKM komersial dan non-ritel yang menjadi spesialisasi kami, terus memberikan kontribusi terhadap pendapatan secara keseluruhan, termasuk kredit kepada segmen korporasi besar lokal yang baru-baru ini diperkenalkan ke pasar. Pendekatan yang berorientasi pada konsumen juga: “Kami telah menerapkannya dalam membangun solusi pengelolaan kekayaan, termasuk Shariah Wealth Management yang berhasil memperkecil kesenjangan pendapatan komisi perbankan dari tahun ke tahun,” kata Stefano dalam keterangannya. Ditulis pada Kamis (31-10-2024).
“Kami akan terus menjaga kualitas aset dan fondasi bank untuk menghadapi peluang dan tantangan ke depan, sekaligus memperkuat solusi dan layanan bank agar tetap relevan dengan kebutuhan nasabah, sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group.” Stefano menambahkan.
Pendapatan bunga Maybank Indonesia menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 10,2%, sejalan dengan penyaluran kredit yang lebih baik dan bauran aset produktif. Beban bunga yang masih tinggi menyebabkan pendapatan bunga bersih turun 1,5%. Margin bunga bersih (NIM) turun 55 basis poin menjadi 4,5%. Namun pendapatan bunga bersih pada triwulan III tahun 2024 meningkat sebesar 3,1% dibandingkan triwulan II tahun 2024, hal ini disebabkan oleh optimalisasi dana murah.
Pendapatan fee based relatif stabil sebesar Rp1,43 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pendapatan berbasis biaya naik 35,0% pada Q3 2024 dibandingkan Q2 2024, didukung oleh biaya yang lebih tinggi dari bisnis Premier Wealth, pembiayaan kendaraan roda dua anak perusahaan, dan pendapatan pengembalian aset.
Total kredit yang disalurkan meningkat 8,8% dari Rp 112,42 triliun menjadi Rp 122,37 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Kredit non ritel dan ritel unit usaha Community Financial Services (CFS) meningkat signifikan sebesar 11,3% dari Rp 71,70 triliun menjadi Rp 79,80 triliun.
Sejalan dengan upaya peningkatan produktivitas bank, kredit komersial non-ritel CFS yaitu investment banking mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 26,2%, disusul kredit sektor UKM (tergolong SME+) yang juga tumbuh sebesar 21,6%, dan kredit kepada UKM ( rahasia). sebagai RSME), yang tumbuh sebesar 15,8%. Hal ini merupakan dampak dari langkah Maybank Indonesia dalam meningkatkan produktivitas di seluruh lini bisnis dan mempercepat penyampaian solusi perbankan kepada nasabah, serta dampak dari semakin kuatnya kemitraan “One Maybank go-to-market”.
Sementara itu, kredit ritel CFS juga mencatat pertumbuhan sebesar 5,0%, ditopang oleh bisnis kartu kredit dan KTA yang tumbuh 15,9%, serta kredit kendaraan anak perusahaan yang tumbuh 4,3% karena penjualan ritel kendaraan roda empat yang turun 15,9%. . 11,9%. KPR Finance melanjutkan momentum pertumbuhan sebesar 3,8%, didukung oleh langkah pemerintah yang memperpanjang insentif PPN bersubsidi hingga akhir Desember 2024. Bank terus melakukan cross-selling antar konglomerasi Maybank sejalan dengan ‘One Maybank go-to’- pendekatan pasar.
Pembiayaan korporasi bank global tumbuh sebesar 4,5% dari Rp40,72 triliun menjadi Rp42,57 triliun. Penyaluran kredit ke sektor bisnis lokal besar (LLC) tumbuh sebesar 25,5%, sejalan dengan strategi bank di sektor ini. Selain itu, kelayakan kredit Financial Institutions Group (FIG) juga meningkat sebesar 18,3%.
Di sisi lain, Maybank Indonesia berhasil membukukan pembiayaan berkelanjutan sebesar Rp22,56 triliun, didukung oleh pertumbuhan pembiayaan yang berfokus pada pemanfaatan lahan berkelanjutan sebesar 44,1%, dan pembiayaan UKM yang tumbuh sebesar 1,4% setiap tahunnya. Hingga September 2024, Maybank Indonesia akan menyalurkan pembiayaan energi terbarukan dan transportasi ramah lingkungan sebesar Rp492 miliar. Total pembiayaan berkelanjutan memberikan kontribusi sebesar 20,6% terhadap total kredit yang diberikan (bank only).
Simpanan nasabah meningkat 1,2% dari Rp114,50 triliun menjadi Rp115,88 triliun. CASA naik sebesar 8,8%, sementara deposito berjangka turun sebesar 6,1% tahun-ke-tahun dan terus menurun sebesar 2,7% pada kuartal ketiga tahun 2024 dibandingkan dengan kuartal kedua tahun 2024. Bank berusaha untuk mengambil bagian dari pengurangan biaya yang mahal. dana dan mengoptimalkan dana murah dengan menggunakan platform digital yang dikelola oleh bank. Sementara pendapatan CASA melalui M2U App & Web meningkat 35,0%, sedangkan M2E tumbuh 3,3%. Rasio CASA meningkat dari 49,1% pada September 2023 menjadi 52,7% pada September 2024.
Biaya overhead pada sembilan bulan pertama tahun 2024 sebesar Rp4,76 triliun, meningkat 7,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,42 triliun. Hal ini didorong oleh investasi berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan teknologi informasi, serta penerapan beberapa inisiatif utama sejalan dengan strategi M25+ Maybank Group.
Pada September 2024, rasio NPL membaik dari 3,2% (gross) dan 2,1% (net) pada September 2023 menjadi 2,9% (gross) dan 1,7% (net) pada September 2024. Kinerja tersebut didukung oleh penerapan manajemen risiko yang memadai. . Saldo NPL turun 3,8% dan pinjaman berisiko (LAR) membaik menjadi 8,8% pada September 2024 dari 10,7% pada periode yang sama tahun lalu.
Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) bank berada pada angka 89,5% dan rasio cakupan likuiditas (LCR) bank berada pada tingkat yang sehat sebesar 181,3%, jauh di atas persyaratan peraturan. Posisi permodalan diperkuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,8% dan Common Equity Tier 1 (CET 1) sebesar 23,6% pada akhir September 2024.
Maybank Indonesia terus melaksanakan Rencana Strategis (SP) 7 yang terintegrasi dengan strategi M25+ Maybank Group yang terutama ditujukan untuk meningkatkan kinerja Maybank Indonesia. Hal ini mencakup fokus pada optimalisasi produktivitas, mendorong customer-centricity dalam pengembangan solusi, memperkuat inisiatif ‘One Maybank Go to Market’ dan memperdalam solusi pengelolaan kekayaan berbasis syariah. Inisiatif-inisiatif tersebut juga meningkatkan keuntungan bank dan merupakan upaya untuk membedakan dan mendorong pertumbuhan pada sektor-sektor yang berpotensi untuk berkembang.
Pada bulan Juli hingga September 2024, Maybank Indonesia berhasil meraih beberapa penghargaan yang juga menjadi bukti pencapaian bank dalam inovasi dan kemajuan digital. Penghargaan tersebut antara lain ‘Wealth Management Platform of the Year – Indonesia’ oleh Asia Retail Banking and Finance Awards 2024, dan ‘Best Consumer Digital Banks in Asia-Pacific’ oleh Global Finance. Selain menerima penghargaan di bidang manajemen sumber daya manusia melalui 11 penghargaan dari ‘HR Excellence Awards 2024’ dan ‘General HREA Winner’ yang diselenggarakan oleh Human Resources Online, serta empat penghargaan dari ‘Human Capital on Resilience Excellence Award 2024 ” yang diselenggarakan oleh majalah First Indonesia.
Selain itu, Maybank Indonesia juga baru saja menerima penghargaan ‘Fortune 100 Indonesia’s Biggest Company in 2024’ dari majalah Fortune Indonesia dan ‘Indonesia Product Experience of the Year – SME Banking Category’ dalam kompetisi Asian Experience 2024 Asian Business Review.
Perbankan syariah
Pembiayaan bank syariah Maybank Indonesia tumbuh 7,3% menjadi Rp30,98 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024, dibandingkan Rp28,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini disebabkan oleh peningkatan pembiayaan pada sektor komersial dan kecil. Pendapatan fee based meningkat signifikan sebesar 21,4% dari Rp 137 miliar menjadi Rp 166 miliar, didukung oleh fee dari solusi manajemen aset berbasis syariah.
Simpanan nasabah Perbankan Syariah meningkat 2,0% dari Rp36,37 triliun menjadi Rp37,10 triliun. CASA meningkat 14,2% dari Rp16,89 triliun menjadi Rp19,29 triliun, sedangkan deposito turun 8,6% dibandingkan Rp. Rasio CASA meningkat dari 46,4% pada September 2023 menjadi 52,0% pada September 2024.
Rasio Non-Performing Funding (NPF) Perbankan Syariah tetap stabil sebesar 2,5% (gross) dan 1,8% (net) pada September 2024 dan September 2023, serta Funding to Deposit Ratio (FDR) membaik dari 77,3% menjadi 79,9%.
Sementara itu, Presiden Komisaris Maybank Indonesia Dato’ Khairussaleh Ramli mengatakan pihaknya akan terus mengupayakan perbaikan di seluruh area bisnis utama, dan akan fokus menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kinerja berkelanjutan.
“Didukung oleh strategi M25+, Maybank Indonesia akan terus memperkuat kinerja unit bisnisnya dan menciptakan nilai bagi seluruh nasabah dan pemangku kepentingan di masa depan,” kata Dato’ Khairussaleh.
Anak perusahaan Maybank Indonesia terus berkembang
PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)
Sementara penjualan ritel kendaraan roda empat turun 11,9%, pembiayaan roda empat Maybank Finance turun 3,3%. Namun laba sebelum pajak Maybank Finance naik 5,0% menjadi 426 miliar euro pada sembilan bulan pertama tahun 2024, dari 406 miliar euro pada tahun sebelumnya. Kinerja ini didukung oleh pengelolaan portofolio pembiayaan yang lebih baik.
NPL Maybank Finance sebesar 0,3% (gross) dan 0,1% (net) pada September 2024, dibandingkan 0,2% (gross) dan 0,1% (net) pada September 2023.
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM).
Pembiayaan WOM untuk kendaraan roda dua tumbuh sebesar 5,3% menjadi Rp6,27 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024, dari Rp5,95 triliun pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan penjualan ritel kendaraan roda dua yang naik 3,2% pada kuartal III-2024, menurut Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia – AISI.
WOM mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 212 miliar, meningkat 18,2% dari Rp 179 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Rasio NPL tercatat sebesar 1,9% (gross) dan 0,8% (net) pada September 2024, dibandingkan 2,4% (gross) dan 1,1% (net) pada September 2023.
Saksikan video “Maybank Marathon 2024, tantang diri Anda, taklukkan lintasannya” (ega/ega)