Jakarta –
Menteri Perdagangan Bodi Santoso menguraikan upaya Kementerian Perdagangan menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok (bapok) tidak terputus pada Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataro). Ia mengatakan Kementerian Perdagangan secara berkala memantau harga dan pasokan bapok di pasar dan distributor di berbagai daerah.
Busan melalui keterangan tertulis, Selasa (24/12/2024), “Kami di Kementerian Perdagangan bertekad menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang bapok menjelang Natal agar masyarakat Indonesia bisa leluasa merayakannya.”
Jelang Natal, Busan memantau harga pasar di beberapa wilayah Indonesia, antara lain Manado, Medan, Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan Bandung.
Pada saat yang sama, Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan telah memantau distributor minyak kita dan memantau Harga Jual Tinggi (HET) di berbagai daerah. Hal ini untuk menjamin dan menjamin ketersediaan bapok dan stabilnya harga bagi masyarakat.
Kementerian Perdagangan secara rutin menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional (BAPNAS) dan pemerintah daerah. Melalui program ini, pihaknya menyediakan bapok dengan harga terjangkau, terutama di wilayah yang mayoritas penduduknya merayakan Nataru.
Selain turun langsung ke lapangan, Kementerian Perdagangan juga rutin memantau harga bapok secara real time melalui Program Pemantauan Pasar dan Permintaan Dasar (SP2KP) yang dikelola Kementerian Perdagangan.
“Sebagai early warning system, SP2KP selalu kami pantau, termasuk pada saat hari raya keagamaan nasional (HBKN) seperti Natal ini. Kemendag dapat mengambil langkah intervensi yang diperlukan jika terjadi gejolak di lapangan. bisa menyambut Natal dengan bebas,” pungkas Busan.
Sebagai informasi, SP2KP Kementerian Perdagangan dapat diakses melalui link https://sp2kp.kemendag.go.id/. Data harga pada SP2KP diupdate setiap hari oleh mitra layanan yang mengelola perdagangan di seluruh Indonesia.
Saksikan video “Video: Cara Korupsi Kementerian Perdagangan Impor Gula Senilai Rp 400 Miliar” (anl/ega)
