Jakarta –
Kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% pada 1 Januari 2025 berfokus pada produk dan layanan yang juga sering digunakan oleh Gen Z. Beberapa di antaranya adalah layanan berlangganan Netflix, Spotify, biaya internet, dan tiket konser.
Menurut Ekonom dan CEO CELIOS, Bhima Yudhistira, dampak PPN 12% terhadap barang dan jasa yang disukai Gen Z berpotensi meningkatkan pendapatan hingga 1,7 juta per tahun.
Ia mengatakan kepada ANBALI NEWS: “Konsumsi Gen Z per tahun bisa meningkat menjadi 1,7 juta. Kamis (19/12/2024).
CELIOS sebelumnya menerbitkan laporan berjudul PPN 12%: A Big Hit on Gen Z’s Wallets and the Middle Class. Peningkatan belanja akibat PPN 12% diketahui berdampak signifikan terhadap generasi muda di awal karirnya.
Laporan tersebut juga memperkirakan kenaikan PPN atas barang dan jasa yang populer di kalangan Gen Z dari 11% menjadi 12%.
Rata-rata biaya internet tahunan adalah Rp 870.000. Saat PPN masih 11%, pajaknya Rp 95.700 per tahun. Namun jika PPNnya 12% akan naik menjadi Rp 104.400 per tahun atau naik Rp 8.700.
Harga tiket bioskop 7 kali dalam setahun adalah Rp 358.974. Saat PPN masih 11%, pajaknya Rp 39.487 per tahun. Namun besaran pajaknya naik menjadi Rp 43.077 per tahun atau ada selisih kenaikan Rp 3.590 saat PPN naik menjadi 12%
Rata-rata biaya kosmetik atau perawatan kulit per tahun adalah Rp 4.200.000. Saat PPN masih 11%, biaya pajaknya Rp 462.000 per tahun. Namun penerimaan pajak meningkat menjadi Rp504.000 per tahun atau terdapat selisih pertumbuhan sebesar Rp42.000 saat PPN dinaikkan menjadi 12%.Netflix.
Rata-rata pembelian Netflix per tahun adalah Rp 1.440.000. Saat PPN masih 11%, biaya pajaknya Rp 158.400 per tahun. Namun besaran pajaknya naik menjadi Rp 172.800 per tahun atau ada selisih kenaikan Rp 14,00 saat PPN naik menjadi 12%
Rata-rata biaya berlangganan Spotify selama satu tahun adalah Rp 522.408. Saat PPN masih 11%, pajaknya Rp 57.465 per tahun. Namun penerimaan pajak meningkat menjadi Rp 62.689 per tahun atau terdapat selisih kenaikan sebesar Rp 5.224 saat PPN dinaikkan menjadi 12%
Harga tiket 7 kali dalam setahun adalah Rp 11.200.000. Saat PPN masih 11%, biaya pajaknya sebesar Rp 1.232.000 per tahun. Namun penerimaan pajak meningkat menjadi Rp1.344.000 per tahun atau terdapat selisih pertumbuhan sebesar Rp112,00 ketika PPN dinaikkan menjadi 12%.
Bhima melanjutkan, peningkatan nilai tambah akan lebih terlihat dari sisi pengelolaan anggaran bulanan. Pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, hiburan, dan transportasi akan terus meningkat, yang berarti Gen Z perlu mencari cara untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif.
“Dengan tambahan Rp1,75 juta per tahun, mereka dapat mengubah gaya hidup atau prioritasnya. Hal ini dapat mempengaruhi keputusan mereka mengenai penggunaan produk dan layanan, seperti mengurangi frekuensi berlangganan layanan yang ditawarkan atau menghindari pengeluaran demi hiburan yang tidak perlu. “. menurut laporan CELIOS.
Peningkatan pengeluaran ini juga mempengaruhi kemampuan Gen Z dalam menabung atau berinvestasi.
Ini merupakan masalah tersendiri, karena bagi banyak dari mereka, menabung dan merencanakan masa depan finansial adalah hal yang penting. Kenaikan harga yang terus-menerus bisa membuat mereka kewalahan dalam mengatur keseimbangan antara pengeluaran sehari-hari dan tabungan. (ily/are)