Jakarta –
Pemerintah akan meningkatkan porsi peluang bagi UKM penyandang disabilitas dalam perjanjian kemitraan
Pemerintah melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Coordinated Investment (DCI) mendorong pengembangan UKM yang bermitra dengan perusahaan besar.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan ingin meningkatkan peran UKM penyandang disabilitas. Ia menilai hal ini perlu dilakukan untuk mengoptimalkan seluruh aspek pembangunan ekonomi daerah.
“Ini menjadi prioritas bagi kami. Akan ada peluang dan prioritas yang bisa kita perdagangkan ke depan dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di kawasan,” kata Rosan dalam Investment Partnership Forum di Jakarta, Kamis. 12/12/2024).
Sejauh ini, peluang bisnis bagi UKM penyandang disabilitas masih banyak diabaikan, kata Rosan. Oleh karena itu, ke depan pemerintah akan mendorong peningkatan porsi kerja sama bagi usaha kecil dan menengah.
Sementara itu, Rosen mengaku selama menjabat menteri, pihaknya telah menandatangani 579 perjanjian kerja sama antara UKM dan usaha besar, dengan rincian 159 perusahaan besar dan 389 perusahaan menengah, senilai 3,9 triliun dolar.
Rosan juga mengatakan, total kerjasama UKM dan perusahaan besar telah mencapai Rp 15,9 triliun pada tahun 2022 hingga 2024. Tak hanya itu, tercatat pula penerbitan Nomor Induk Kepegawaian (NIB) sebanyak 11.370.330 orang melalui Online Single Submission (OSS) pada tahun 2021 hingga 2024.
“Kami sepakat bahwa kami akan mendorong UKM penyandang disabilitas dan mendapat bagian lebih besar dalam rencana kerja sama kami ke depan,” ujarnya.
Selain itu, Rosan menyampaikan akan mendorong kerja sama yang berkelanjutan. Dalam hal ini, kerja sama yang dibangun tidak hanya soal perdagangan, namun juga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Untuk itu, kami bertanya kepada mereka (investor/pengusaha) tidak hanya rencana dan komitmennya berinvestasi dan menarik UKM, tapi juga pengembangan sumber daya manusianya,” ujarnya. (bulu mata/bulu mata)