Jakarta –
Sudah menjadi hal yang lumrah bagi penduduk kota untuk berlibur ke kawasan Puncak, Bogor. Baik saat libur akhir pekan maupun libur panjang, tempat ini selalu menjadi pilihan.
Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, dan karena banyaknya tempat wisata, Puncak selalu ramai dikunjungi wisatawan. Baik tempat wisata alam maupun stadion olah raga selalu ramai pengunjung ketika hari libur tiba. Jadi apa tempat favoritmu?
Kepala Sudin Perhubungan Jabodetabek (BPTJ) Teluk menjelaskan, Cimory menjadi tempat wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Puncak. Selain itu, Taman Safari berada di posisi kedua, disusul Puncak Pass dan Taman Bunga Nusantara
“Kalau kita lihat dari hasil survei BKT (Badan Perencanaan Pariwisata) untuk profil daerah tertinggi, memang destinasi wisata yang paling disukai adalah Cimory. Dari survei tersebut, 45 persen masyarakat yang berkunjung ke puncak pergi ke Cimory, jelasnya dalam FGD Instran, Jumat (13/12/2024).
Lalu yang kedua di Taman Safari Indonesia 42,01 persen, lalu ke puncak pass 33 persen, lalu ke Taman Bunga Nusantara 14 persen, Kota Bunga 12 persen, dan seterusnya ke Taman Riung Gunung. Jadi ini peta wisatanya sesuai hingga survei “dari BKT terutama digunakan untuk masyarakat menuju puncak,” lanjutnya
Tak hanya tempatnya yang paling banyak dikunjungi turis, Bayu juga menjelaskan kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan wisatawan saat tiba di gunung. Kebanyakan dari mereka memutuskan untuk mengambil jalur utama menuju puncak, meski seringkali jalanan macet terutama saat hari libur tiba.
“Dan kebanyakan di jalan utama, jalan desa sampai ke atas. Jadi kok ada di situ,” imbuhnya.
Faktor lain terjadinya kemacetan jalan juga bisa disebabkan oleh wisatawan yang datang pada jam tutup. Sebab sebagian besar pengunjung menghindari jam kerja.
Lalu kalau kita lihat profil wisatanya, ini hasil survei, bahwa 76 persen masyarakat yang ke atas ingin menghindari jam buka dan tutup, sehingga masyarakat memilih ‘oh kapan buka tutup? nanti saja’, jadi mungkin orang-orang berpikiran sama dan terakumulasi, tambahnya.
Lanjutnya, hanya 14 persen wisatawan yang masih melakukan perjalanan pada jam buka dan tutup. Sementara hanya 10 persen wisatawan yang menggunakan jalur lain menuju puncak. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab syarat metode alternatif juga dinilai lebih menuntut.
“Masyarakat yang menuju ke atas tidak ingin menimbulkan masalah. Mereka ingin menempuh jalur pertama. Karena menurut penjelasannya, jalur kedua itu tidak mudah. Pengendara yang tidak tahu pun tidak bisa ke sana. Bahkan situasi. Mobil harus diatas 1500 cc karena ada formasi yang mungkin memerlukan otoritas tertentu untuk bisa melaju ke arah itu. Saksikan video “Papa Dino Buka, Ada Apa?”