Sarinah Mau Buka Gerai di PIK hingga Belanda, Bidik Penjualan Rp 941 M

Jakarta –

PT Sarinah (Persero) berencana meraih penjualan sebesar Rp 941 miliar pada tahun 2025. Untuk mencapai tujuan tersebut, Sarinah telah menerapkan beberapa strategi, salah satunya adalah memperluas bisnisnya ke lebih banyak negara seperti Belanda.

Direktur Utama PT Sarina (Persero) Gunter PM Siahan yang membidangi keuangan dan risiko mengatakan penjualan periode Januari-November sebesar Rp 726 miliar dibandingkan Rp 741 miliar. Sedangkan target penjualan pada 2025 meningkat menjadi 941 miliar.

“Untuk target 2025, kita berada di angka 941 miliar penjualan. Nah, dari segi pertumbuhan, sebenarnya sesuai target kita tahun 2024, dari segi laba operasional, kita mencatatkan laba tahun berjalan sebesar 33 miliar, di periode yang sama bulan November hanya “Rp 17 miliar. Jadi dari segi operasional keuntungan kami tumbuh hampir 76% Jadi kita harapkan pada tahun 2024 bisa tercapai,” kata Guntar kepada wartawan di Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Senin.

Sementara itu, Direktur Utama PT Sarina (Persero) Fatty Quartti mengatakan perubahan tersebut tidak hanya terkait rekonstruksi gedung Sarina, tetapi juga dunia usaha. Untuk itu, pihaknya juga telah menyiapkan beberapa strategi pada tahun mendatang.

Fatty mengatakan, pihaknya akan membuka pasar di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 pada kuartal I 2025 atau kuartal II 2025. Selain itu, pihaknya juga akan membuka pasar baru di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Lalu ada Terminal 3 Sengkerang, kemarin diumumkan lebih lanjut, meski tokonya belum buka, hanya produk Sarinah yang terpasang, karena rencana pembukaan toko resminya pada Januari mendatang, kata Fetty.

Selain itu, Sarina akan mengembangkan usahanya di kawasan pariwisata seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Di pasar, Fetty mengatakan Sarina akan melakukan sesuatu yang mengingatkan pada TMII. Selain itu, toko Sarina akan dibuka di stasiun kereta cepat seperti Stasiun Halim pada kuartal II tahun 2025.

Menarik sekali, dulu banyak pasar atau pengembang yang mendekati Sarina atau mengajaknya ikut mengisi kawasan UMKM, misalnya Jakarta Premium Outlet jauh – jauh dari kota, di kawasan Sarpong, Alam akan berada di Sutera, dan Sarina juga akan membangun pasar Sarina”, Fetty.

Selain fokus di dalam negeri, perusahaan juga memperluas bisnisnya ke luar negeri seperti Amsterdam, Belanda, dan Arab Saudi. Fetti menjelaskan, negara-negara yang akan dibidiknya tidak akan lepas dari masyarakat Indonesia yang ada di negara tersebut.

“Jadi ke depan intinya kita akan hadir di negara-negara yang komunitas atau masyarakat Indonesianya banyak. Misalnya Belanda yang penduduk Indonesianya sekitar 2 juta orang,” kata Fetti dari segi ekonomi dan hubungan lainnya akan diprioritaskan. “

Ini telah menargetkan banyak negara seperti Belanda, Arab Saudi, Malaysia, Jepang dan Hong Kong. Dia mengatakan perlu waktu untuk mengembangkan bisnis di luar negeri.

Dikatakannya, “Saat ini banyak orang Indonesia yang berada di negara seperti Malaysia, Hong Kong, Tokyo, dan lain-lain, namun hal tersebut membutuhkan waktu dan harus kita lakukan dengan bijak agar strategi tersebut dapat berjalan dengan baik selain untuk mempromosikan produk Indonesia dalam dunia usaha, menjadikan mereka praktis dan berkelanjutan. Fetty menjelaskan. (gambar / gambar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top