Terungkap! Penyebab Sepinya Pengunjung Pasar Tradisional

Jakarta –

Persatuan Pedagang Pasar (Inkopas) mengungkapkan jumlah pengunjung pasar terus menurun sejak pandemi COVID-19. Sejauh ini pengunjung pasar disebutkan turun 40%.

Analisa ANBALI NEWS terhadap sebagian besar pasar pada Senin (12/9/2024), pasar tradisional tidak ada pengunjung. Berbeda dengan pasar modern yang jumlah pengunjungnya stagnan dan meningkat pada hari Sabtu dan Minggu saat hari raya.

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin tak memungkiri, daya beli menjadi salah satu penyebab sepinya pengunjung pasar tradisional. Namun perubahan pola pembelian mendorong pengunjung datang ke pasar tradisional.

Kepada ANBALI NEWS, Selasa (10/12), Wijayanto mengatakan, “Covid memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan teknologi. Begitu pula dengan cara berbelanja yang dulunya fisik, kini banyak orang berbelanja online, termasuk memesan makanan.” . / 2018).

Selain itu, Wijayanto mengatakan kualitas pelayanan dan kemudahan berbelanja juga menjadi faktornya. Wijayanto misalnya, mengatakan keakuratan skala, stabilitas harga, dan metode pembayaran digital seringkali sulit ditemukan di pasar tradisional.

Selain itu, Wijayanto juga menilai letak pasar tradisional lebih jauh dibandingkan rumah karena adanya perubahan demografi di wilayah sekitarnya. Hal ini berbeda dengan keadaan sebelumnya, dimana pasar dikelilingi oleh bangunan pemukiman hingga kawasan pemukiman menjadi kawasan komersial.

Ia menyimpulkan: “Di banyak negara, pasar tradisional tidak kehilangan perhatiannya, bahkan di negara maju sekalipun. Peningkatan kualitas pelayanan, kenyamanan dan keamanan harus diutamakan”.

Berbeda dengan itu, Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Center for Economic and Legal Research (Celios), mengatakan rendahnya daya beli menjadi penyebab masyarakat enggan berbelanja, baik di toko maupun bisnis online. Ia percaya bahwa masyarakat akan memilih untuk mengurangi produk untuk bertahan hidup di masa depan.

Selasa (10) 12/2024).

Huda mengatakan, hal ini sejalan dengan menurunnya bisnis komersial dalam beberapa bulan terakhir tahun 2024. Selain itu, ia juga menilai sepinya pengunjung terjadi seiring dengan banyaknya pembangunan minimarket.

“Saya melihat ada peningkatan sebesar 8,4% per tahun pada pembangunan minimarket, supermarket atau pasar swalayan. Sedangkan pasar mengalami penurunan sebesar 6,5% per tahun. Sekarang masyarakat lebih nyaman dengan minimarket dibandingkan ATM,” tutupnya.

Sebelumnya, Ketua Harian Inkopas Andrian Lame Muhar mengatakan daya beli masyarakat menurun terlihat dari menurunnya jumlah pembeli di pasar. Ia mengatakan, jumlah pembeli di pasar tersebut mengalami penurunan hingga 40%.

Dalam rapat koordinasi harga pangan Natal dan Tahun Baru di kantor Bapanas Jakarta, ia mengatakan, “Daya beli masyarakat memang menurun, sehingga pasar rakyat kita stabil, dan sekarang turun 40% dibandingkan saat itu. COVID”. Kamis (5 Desember 2024).

Oleh karena itu, para pedagang pasar berharap pemerintah melakukan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia agar pasar tidak ada lagi. Sementara itu, Inkopas berencana menghapuskan biaya parkir dari pasar. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas masyarakat yang membeli di pasar.

Simak Videonya: Pasar Banyumas Indah Tuan Rumah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Semuanya Merah Putih

(kg/kg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top