Dirut Bank Mandiri Sebut RI Berperan Vital dalam Perubahan Iklim Global

Batavia –

Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, menempati posisi yang sangat menguntungkan dalam keseimbangan karbon global. Dengan hutan hujan terluas ketiga dan ekosistem mangrove terluas yang mencakup lebih dari 3,36 juta hektar atau sekitar 20% luas mangrove dunia, Indonesia menjadi pusat perhatian dalam upaya penurunan emisi global.

Karena luasnya lahan gambut dan keanekaragaman hayati yang tinggi, Indonesia merupakan rumah bagi Natural Base Solutions (NBS) terbesar kedua di dunia, dengan potensi menyerap 1,5 Giga ton (Gt) CO2 per tahun. Berkaca dari hal tersebut, Direktur Bank Mandiri Darmawan Junaidi memperkirakan Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi emisi karbon global secara signifikan.

“Bank Mandiri berkomitmen tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga menjadi mitra transformasi bagi nasabah kami, membantu mereka beralih ke praktik bisnis yang lebih berkelanjutan,” kata Darmawan melalui surat, Kamis (19/12/2024).

Darmawan menjelaskan, untuk menumbuhkan bisnis yang berkelanjutan, Bank Mandiri fokus pada dua langkah strategis utama. Pertama, Bank Mandiri bertindak sebagai penasihat ESG bagi klien dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan kedua, Bank Mandiri menyediakan pembiayaan untuk proyek-proyek berbasis iklim seperti konservasi alam dan pengembangan energi terbarukan.

“Mimpi besar kami adalah menjadikan pelanggan Sustainability Champion yang mampu memberikan dampak positif nyata terhadap lingkungan sekaligus memperoleh keunggulan kompetitif,” kata Darmawan.

Dijelaskannya, Bank Mandiri pada September 2024 merealisasikan portofolio keuangan berkelanjutan senilai Rp285 triliun, meningkat 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Portofolio ini terdiri dari social finance Rp143 triliun, naik 9,4% year-on-year (y-o-y) dan green finance Rp142 triliun, naik 16,4% year-on-year. Fakta ini menjadikan Bank Mandiri sebagai pemimpin pasar dengan pangsa di atas 35%.

Secara khusus, Bank Mandiri memperkenalkan fitur Livin’ Planet pada aplikasi Livin’ by Mandiri yang memudahkan nasabah menghitung jejak karbon dalam aktivitas sehari-hari, seperti penggunaan listrik, transportasi, dan aktivitas lainnya.

Fitur ini memungkinkan pengguna memahami dampak lingkungan dari tindakan mereka, dan menawarkan solusi nyata untuk mengimbangi emisi karbon pribadi.

Meski begitu, Bank Mandiri mencatat masih ada yang perlu dilakukan untuk membangun ekosistem berkelanjutan di Indonesia.

“Kita perlu mengatasi pengetahuan tentang praktik bisnis berkelanjutan, kesenjangan akses terhadap teknologi dan kesenjangan pendanaan untuk mengembangkan solusi energi berbasis alam,” jelas Darmawan.

Untuk mengangkat permasalahan tersebut, Bank Mandiri terus menunjukkan upaya tersebut di forum internasional, salah satunya dengan mengikuti sesi CEO Climate Talks pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan. Dalam forum tersebut, Darmawan menekankan pentingnya kerja sama global untuk mendukung peran strategis Indonesia dalam penyeimbangan karbon global.

Dalam forum ini, Bank Mandiri mengajak seluruh lapisan masyarakat, mitra global, dan masyarakat untuk berupaya mempercepat penurunan emisi, mendukung ekosistem dunia usaha, dan mendukung Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) lebih cepat dari target tahun 2060.

“Indonesia mempunyai keunikan yang tidak dimiliki negara lain. Sifat kita adalah solusi dunia dan kami berkomitmen bersama Bank Mandiri sebagai bagian dari perjalanan ini,” pungkas Darmawan. Saksikan video “Laporan Video 120 Pakar: Peringatan Ancaman Kesehatan Akibat Perubahan Iklim” (prf/ega)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top