Jakarta –
PT Surialaia Anindita International (SAI) telah memperpanjang kerjasama dengan PT Indonesia Tourism Development (ITDC) untuk kontrak Land Use and Development Agreement (LUDA) Lot N1 di Nusa Dua, Bali.
Kerja sama kedua belah pihak telah berlangsung hampir 50 tahun, sejak tahun 1983. Saat ini, kerja sama tersebut telah diperpanjang hingga 30 tahun hingga tahun 2063, dengan kemungkinan diperpanjang hingga 20 tahun.
Langkah ini diambil seiring dengan terus meningkatnya potensi wisata di kawasan Nusa Dua. PT SAI yang mengelola Melia Bali optimistis penandatanganan kerja sama dan rebranding akan meningkatkan kualitas dan semakin menjadi pilihan pariwisata.
“Jadi Melia Bali sudah sukses selama ini, hampir 50 tahun, bisa dibilang sukses besar dan kami yakin rebranding ini berubah karena tren di industri pariwisata.” Jadi kami yakin, khususnya di kalangan milenial (generasi) atau generasi selanjutnya, “Resor itu sangat penting,” kata Presiden dan Direktur PT SAI Johannes Suriyajaya pada acara penandatanganan kerja sama di Hotel Grand Melia Jakarta, Selasa (1/1). 7/2025.).
Kenapa diganti namanya? Karena nanti akan menjadi resor all-inclusive, tambahnya.
Upaya ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seluruh pengunjung selama menginap di Paradisus by Melia Bali dan kawasan Nusa Dua pada umumnya. Iohannis mengatakan resor tersebut saat ini ditutup untuk renovasi dan berencana dibuka kembali pada bulan Desember tahun ini.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Commercial Officer ITDC Troy Waroka mengatakan pihaknya akan fokus pada pengembangan kawasan di Nusa Dua, Mandalika, dan Golo Mori. Khusus untuk Nusa Dua, Troy mengatakan pendudukan tersebut sangat positif karena didukung dengan akses dan keamanan yang memadai.
“Sejauh ini tingkat okupansinya cukup bagus dan aksesnya cukup bagus, jadi kalau kita lihat dari berbagai aktivitas internasional dan domestik yang terjadi di Nusa Dua, karena salah satunya untuk alasan keselamatan dan juga untuk kelancaran lalu lintas macet, kata Troy.
Selain hotel, resort dan fasilitas lainnya, kawasan Nusa Dua yang dikelola ITDC juga memiliki helipad. Hal ini pula yang menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata Bali yang memiliki perkembangan lengkap dari Mandalika dan Golo Mori.
Sedangkan untuk Mandalika dan Golo Mori, Troya juga mengatakan kedua kawasan ini juga mengalami perbaikan positif. Pihaknya terus melakukan upaya pembenahan sarana dan prasarana secara bertahap, termasuk di Mandalik yang merupakan lintasan balap.
“Kami berkomitmen untuk terus membangun Mandalika dengan segala peralatan dan infrastrukturnya. Dan yang pasti kalau ditanya investornya dari mana, tentu selain Indonesia, seperti sekarang, kita punya investor dari Jerman, Jepang, dan Maroko. , ”katanya.
“Kemudian kami akan terus melakukan pengembangan di Golo Moro, Insya Allah dalam 3 bulan ke depan kami akan menyelesaikan helipad di Golo Moro.” Kenapa harus ada helipad? Karena sesuai keinginan kita bersama, ini ke depan akan menjadi KEK (kawasan ekonomi khusus),” kata Troy.
Saat mempertimbangkan untuk menjadi kawasan ekonomi khusus, Troy menekankan perlunya infrastruktur yang komprehensif. Sehingga hal ini dapat menarik investor untuk ikut mengembangkan kawasan Golo Mori. Saksikan video “Video: Tolok Ukur Kementerian Pariwisata Mendorong KEK Pariwisata Ramai Investor di 2025” (upd/fem)