Loh Kok? Tencent Dianggap Perusahaan Militer oleh Amerika

Jakarta –

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah menambahkan Tencent ke dalam daftar perusahaan terkait militer Tiongkok. Hal ini menyebabkan saham perusahaan tersebut anjlok.

Kombinasi ini tidak menghasilkan sanksi langsung. Namun sayangnya, hal tersebut mempengaruhi reputasi perusahaan dan menghalangi mereka untuk mengembangkan usahanya, apalagi jika ingin berbisnis di Amerika.

Menurut pengumuman yang diunggah ke Federal Register pada Senin (6/1), Tencent adalah perusahaan 1260H yang berlokasi di Bagian 1260H, yang diperbarui setiap tahun. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam daftar tersebut termasuk Tencent, yang sedang dipertimbangkan AS untuk membantu militer Tiongkok dengan teknologi, keahlian, dan penelitian canggih.

Faktanya, Tencent masih dikenal sebagai perusahaan teknologi yang mengembangkan industri video game. Tencent memiliki beberapa game ternama seperti PUBG Mobile, Arena of Valor dan Call of Duty Mobile. Modal mereka hampir empat kali lipat dari rivalnya Sony.

Tencent Holdings Limited mengoperasikan bisnis video game melalui divisinya Tencent Games. Tencent Holdings dimiliki oleh studio ternama seperti Epic Games, Riot Games, Solution Entertainment, dan FormSoftware.

Berdasarkan pemberitaan CNN pada Jumat (10/1/2024), saat ini tidak ada sanksi, namun hal tersebut membuat saham Tencent anjlok 6,5% di Hong Kong sehari kemudian. Perusahaan teknologi tersebut juga mengatakan penggunaan nama mereka adalah sebuah kesalahan.

Tidak seperti sanksi atau kontrol ekspor, daftar ini tidak mempengaruhi bisnis kami. Namun, kami bekerja sama dengan Departemen Pertahanan untuk menyelesaikan kesalahpahaman apa pun,” kata seorang juru bicara kepada CNN.

Tahun ini, beberapa bisnis yang sebelumnya diklasifikasikan berdasarkan Pasal 1260H telah dihapus. Setidaknya dua perusahaan telah bermitra dengan Departemen Pertahanan (DoD) dalam beberapa tahun terakhir. Tencent diyakini sedang mempertimbangkan langkah tersebut.

Selain Tencent, ada satu lagi perusahaan asal Tiongkok yang masuk dalam daftar tersebut, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CTAL). Perusahaan ini memproduksi baterai untuk Tesla.

CTAL juga menyebut penunjukan yang ditetapkan Departemen Pertahanan tidak tepat. Mereka mengatakan mereka tidak pernah terlibat dalam urusan bisnis atau militer.

“Kami bekerja sama dengan DOD untuk mengatasi tuduhan palsu ini, termasuk tindakan hukum jika diperlukan,” katanya.

Tonton “Video: Kebakaran di California, 30 Ribu Orang Mengungsi” (hps/fay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top