Jakarta –
Pemerintah akan tetap memberikan bantuan pangan beras sebanyak 10 kilogram (kg) pada tahun 2025. Bansos beras ini akan diberikan kepada 16 juta penerima Food Aid (FDA).
Menteri Koordinator Perekonomian Irlanga Hartarto mengatakan kebijakan ini merupakan salah satu insentif pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat pada tahun depan.
“Ada bantuan pangan dan beras untuk (penduduk) desil 1 dan 2, sebulan 10 kg,” kata Airlangga, Senin (16/12/) saat konferensi pers paket kebijakan ekonomi Dinas Kesejahteraan .
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya akan menugaskan Bulog untuk menyalurkan bantuan pangan beras sebesar P16 juta. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penerima manfaat pada tahun 2024 yang mencapai 22 juta.
Badan Pangan Nasional akan mengalokasikan bantuan pangan beras ke Bulog untuk penerima bantuan pangan sebesar 16 juta PBP atau 10 kg selama dua bulan, Januari dan Februari 2025, kata Arif di acara yang sama.
Arif menjelaskan, penurunan tersebut terjadi pada tahun depan karena pemerintah fokus pada desil 1 hingga 2 pada tahun 2025. Hal ini akan mengakibatkan penurunan pada tahun depan dibandingkan tahun 2024.
“Iya fokusnya di desil 1-2 (jadi kurang),” ujarnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2024 pemerintah menargetkan sebanyak 22.004.077 keluarga penerima manfaat (BFM) yang akan menerima bansos beras, terdiri dari desil 1 sebanyak 6.878.649 KK, desil 2 sebanyak 7.474.796 KK, dan desil 1 sebanyak 6.326 KK.
Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan (Zolhas) sebelumnya juga menyetujui kelanjutan bansos beras pada tahun 2025. Menurut dia, keputusan tersebut berdasarkan hasil rapat terbatas yang dipimpin Presiden Pravo Subianto pada Selasa (26/11).
Penyaluran bantuan beras akan dilakukan pada Januari-Februari 2025. Bantuan beras sebanyak 160.000 ton akan disalurkan kepada 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM) per bulan. Artinya, sebanyak 320 ribu ton beras akan disalurkan dalam bentuk bantuan pangan.
Jadi bantuan pangan itu diputuskan oleh panitia presiden. Januari nanti ada 160.000 ton untuk 16 juta penerima, ujarnya dalam jumpa pers di kantor Bulog, Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2024). dikatakan.
Ia mengungkapkan, alasan dilanjutkannya bantuan tersebut karena produksi beras diperkirakan akan lebih rendah dari kebutuhan masyarakat Indonesia pada awal tahun 2025. Untuk menjaga harga dan pasokan tetap stabil, diperlukan bantuan beras kepada masyarakat miskin. (acd/acd)