Jakarta –
Suku Maduri merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia. Masyarakat Maduro memiliki sederet budaya dan ciri khas yang sudah ada sejak lama.
Suku Madura berasal dari Pulau Madura, yaitu sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa. Namun masyarakat Maduri kini sudah menyebar hingga tinggal di dalam negeri, bahkan luar negeri.
Masyarakat Maduri mempunyai ciri-ciri yang mudah dikenali. Lalu ada sejumlah budaya etnis Maduri yang populer bahkan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Lalu apa saja ciri-ciri suku Maduri? Lalu apa yang dimaksud dengan budaya populer Maduri? Simak pembahasannya pada artikel ini Ciri-ciri Khusus Suku Madur
Menurut majalah elektronik Taufikurrahman, masyarakat Maduri memiliki budaya yang unik, stereotip, dan terstigmatisasi. Yang dimaksud dengan “normal” adalah pengertian bahwa satuan etnis Maduri mempunyai ciri-ciri budaya yang secara etnografis tidak sama dengan masyarakat etnis lain.
Ciri-ciri kebudayaan tersebut meliputi ketaatan, ketundukan, dan ketaatan mereka secara hierarkis terhadap empat tokoh utama kehidupan yakni Buppa, Babbu, Guru, Ban Rato (Ayah, Ibu, Guru, dan Penguasa).
Dalam e-journal Scribd Suku Madura juga diketahui memiliki sistem kekerabatan patrilineal (mengikuti keturunan laki-laki). Oleh karena itu, hak waris diwarisi oleh laki-laki.
Selain itu, masyarakat Maduri juga mudah dikenali karena memiliki dialek bahasa tradisional yang sangat kental. Bahkan, ia mudah dikenali jika berbicara dengan orang Indonesia dengan logatnya yang khas.
Perlu diketahui bahwa bahasa Maduri terdiri dari tiga tingkatan bahasa, yaitu: Enja-Iya: NgokoEgghi-Enten: MadyaEgghi-Bhunten: Krama.
Namun dialek Maduri banyak sekali, karena hampir setiap daerah di Pulau Madura mempunyai dialek yang berbeda-beda. Beberapa dialek Pulau Madura antara lain: dialek Sampang, dialek Bangkalan, dialek Pamekasan, dialek Kangean, dialek Sumenep.
Secara umum dialek yang digunakan mayoritas masyarakat Maduri adalah dialek Sumenep. Hal ini tidak lepas dari masa lalu, ketika Sumenep pernah menjadi pusat kerajaan dan perkembangan kebudayaan Madura. Namun dialek Maduri kini mulai dipengaruhi oleh bahasa Jawa.
Suku Madura juga terkenal memiliki pakaian adat yang khas. Pakaian adat laki-laki disebut Pesa’an yang artinya pakaian longgar berwarna hitam dengan kaos merah putih.
Lebih dari sekedar warna, pakaian ini adalah lambang keberanian dan keberanian. Pesa’an juga dipadukan dengan celana baggy panjang berwarna hitam untuk pria.
Pakaian pria Madhuri juga dilengkapi dengan odheng atau kerudung. Posisi peci yang lurus menunjukkan simbol status manusia dalam masyarakat. Namun jika posisi oden diturunkan berarti dia adalah anggota komunitas.
Suku Maduri juga mempunyai senjata tradisional unik bernama selurit. Bentuk selulit mirip dengan sabit jawa yang biasa digunakan dalam bidang pertanian dan pertamanan.
Bedanya, sabit Madura lebih tipis dan lekukannya lebih tipis. Ujung sabit Maduri juga lebih tajam, sedangkan gagang sabitnya terbuat dari besi atau kayu.
Suku Maduri mempunyai beberapa budaya populer. Merujuk catatan ANBALI NEWSTravel, berikut beberapa kebudayaan suku Maduri: 1. Jenis sapi
Salah satu kebudayaan Maduri yang terkenal adalah Karapan Sapi. Dalam perlombaan ini, satu tim lembu menarik sejenis kereta kayu yang dipacu secara cepat bersama tim lembu lainnya. Lintasan lari biasanya memiliki panjang 100 meter.
Persaingan dengan banteng karapan dapat berlangsung selama 10 ANBALI NEWS hingga 1 menit. Beberapa kota di Madurai menjadi tuan rumah Karapan Sapi setiap tahun pada bulan Agustus dan September.
Namun ajang finalnya akan digelar pada akhir September atau Oktober di kediaman lama kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Presiden. Kini mangkok tersebut berganti nama menjadi Mangkuk Gubernur 2. Karok
Karaoke merupakan budaya Maduri yang juga populer. Karok merupakan duel sampai mati dengan menggunakan senjata tajam yaitu sabit. Hal ini dilakukan karena masyarakat Maduri memiliki karakter yang keras dan mengutamakan harga diri sehingga diselesaikan dengan kekerasan.
Carok biasanya terjadi pada permasalahan yang berkaitan dengan kehormatan atau harga diri, seperti pengkhianatan dan kehormatan atau harga diri keluarga. Meski sebagian besar masyarakat Madrusa beragama Islam, namun masih banyak masyarakat yang menganut tradisi Karak 3
Rokat merupakan upacara reuni bahari yang biasa disebut Rokat Tase. Tradisi ini mengungkapkan rasa syukur atas nikmat Tuhan. Tradisi ini diyakini dapat memberikan keamanan dan nutrisi yang baik.
Tradisi rakat diawali dengan pembacaan doa dan analisa bersama masyarakat yang dipimpin oleh tokoh agama. Setelah itu, masyarakat melemparkan sesajinya ke laut sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Sajiannya meliputi tumpeng, nasi dan ikan 4. Toktok
Kebudayaan madrusa selanjutnya adalah Toktok. Tradisi ini merupakan kompetisi beternak sapi, dimana dua ekor sapi saling berhadapan dan menang.
Biasanya, sapi jantan yang digunakan untuk bertarung adalah sapi jantan. Kemudian kedua sapi tersebut bertanding hingga salah satu sapi menyerah atau lari dari lawannya.
Pemain “Toktok” wajib mendampingi wasit selama pertandingan. Namun, tidak semua orang bisa menjadi hakim. Masalahnya, keluhan Toktok bisa membahayakan orang lain yang menonton.
Demikian pembahasan mengenai Ciri-Ciri Suku Maduri dan Beberapa Kebudayaan Populernya. Ingin mengunjungi Madurai? Simak video “Video Kebakaran Pohon di Madura, Polisi: Bukan Fenomena Biasa” (ilf/fds)