Jakarta –
Menteri Ekonomi Kreatif Bapak Teuku Riefky Harsya mengatakan terdapat 12 provinsi yang memprioritaskan pengembangan potensi ekonomi lokal melalui ekonomi kreatif. Mengembangkan ekonomi kreatif di sektor daerah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi 8%.
Pria bernama Riefky itu mengatakan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) telah memutuskan 12 provinsi untuk dikembangkan. Namun, kata dia, pihaknya perlu kajian mendalam untuk mengembangkan potensi perekonomian masing-masing daerah.
Rencananya pihaknya tidak akan menyasar partainya hanya di provinsi/kota saja. Melainkan dari kecamatan hingga kota. Karena itu, dia belum bisa menyebutkan secara rinci bidang mana saja yang menjadi prioritasnya.
“Jadi memang ada 12 provinsi yang ditetapkan Bappenas, tapi tentunya ini juga akan dikaji lebih dalam. Karena tidak bisa provinsi secara lokal tapi masuk ke kabupaten, kota, kota, dan sebagainya. Detail kawasannya,” kata Rifki saat hadir dalam rapat yang digelar di Kementerian Infrastruktur dan Koordinasi Pembangunan Daerah, Selasa (3/12/2024).(Kemenko IPK), Jakarta, dihadiri.
Ia mengatakan, pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Daerah (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono menjadi awal bagi pihaknya untuk terus menindaklanjuti dan akan menindaklanjuti dengan kementerian/lembaga lain seperti Kementerian Dalam Negeri. sampai dan meninjau.
“Jadi kami sangat berharap daerah-daerah yang kami dukung, hubungkan atau revitalisasi creative hub atau kembangkan creative hub ini bisa benar-benar berkelanjutan dan berkelanjutan,” tambah Rifki.
Saat ditanya lebih lanjut, Rifki hanya menyebut Sumatera Utara, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Ia pun menjelaskan alasan kawasan timur Indonesia belum mendapat perhatian pemerintah.
Dikatakannya, kerja sama dengan Kementerian/Lembaga terkait termasuk pembangunan infrastruktur masih diperlukan. Meski demikian, pihaknya melihat ada potensi seperti NTT di wilayah timur Indonesia.
“Masih ada daerah yang ekonomi kreatifnya bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah. Misalnya kita bicara tentang potensi NTT, lalu kita bicara juga potensi sektor-sektor yang tersisa. Kalau kita tunggu sementara industrinya berkembang, maka industri pertanian mau atau “misalnya industri manufaktur itu bidang yang jangka panjang, tapi kadang bisa dilacak dengan sektor ekonomi kreatif yang kita dukung,” jelas Riefky (santai/santai).