Naik Bus AKAP untuk Liburan Nataru, Ini Pesan buat Penumpang

Jakarta –

Tidak hanya sekali atau dua kali saja kasus pencurian barang elektronik di bus AKAP (antar kota dan provinsi) viral di masa lalu. Pemilik bisnis bus mengingatkan penumpang untuk berhati-hati menjelang libur Natal.

Bus umum menjadi pilihan mudik saat Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sayangnya, penumpang seringkali merasa takut kehilangan barang berharganya saat berada di dalam bus.

Kurnia Lesani Adnan (Sani), Ketua Bidang Angkutan Umum DPP ORGANDA, tak memungkiri tidak ada jaminan keselamatan 100 persen di dalam bus, meski pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin. Dia meminta penumpang berhati-hati dan memeriksa barang bawaannya. Termasuk, mengundang penjahat.

Pertama, mengundang ketersinggungan terhadap perilaku penumpang. Ia tak memungkiri, ada perilaku kriminal di mana pun, termasuk di bus AKAP.

“Kalau begitu, aku tidak mau ini, tidak membela diri, atau aku menyerahkan tubuhku. Mari kita buktikan, dengan perjalanan jauh, itu terjadi. Tidak? Itu terjadi, bukan?” ?” kata Sani kepada ANBALI NEWSTravel di masa lalu.

“Kamu kembali lagi, bukan?

“Nek wadok supaya tidak berdandan atau diolok-olok orang, yo klamumu sik genah (pakaianmu bagus dan tertutup) supaya orang tidak berpikiran buruk,” imbuhnya.

Begitu pula dengan penumpang. Jika harus melakukan perjalanan jauh mungkin jangan terlalu banyak memakai perhiasan, jangan membawa terlalu banyak. Kalau memang harus bawa laptop, taruh di tempat yang terlihat di belakangnya, dekat dengannya lho,” ujarnya.

Setelah itu, Sani kembali menegaskan, Perusahaan Bus (PO) tidak berhak memeriksa apa saja yang dibawa penumpang sehingga tidak diketahui apakah mereka dari awal membawa barang elektronik atau tidak hingga barang tersebut dikatakan hilang.

“Sekarang aku tanya, dia bisa dimintai pertanggungjawaban atau tidak, apakah dia membawa laptop? Kata Jeneng, Paman Sani, aku begini dan begini. Saat teh Jenengan datang aku yo ora (tidak membuka) tasmu , ‘Koi gawa opo (apa yang kamu bawa)?’ Kan Yo Ora (Ya Tidak) Laporkan ke polisi

Setelah itu, ia men-tweet kepada para pemudik agar bijak. Tak hanya itu, ia meminta para penumpang yang kehilangan agar melapor ke polisi dan tidak mengakui kehilangan barang bawaannya agar tidak mencoreng nama mereka.

Dengan cara ini, wisatawan akan menjadi wisatawan yang cerdas dan tidak hanya membalikkan keadaan para staf.

“Nenek-nenek ngobrol macam-macam di kamar mandi, apa yang terjadi ketika Arep sembuh, ‘Kok barang-barang di dalam tas saya (kok barang-barang di dalam tas saya)?’ “Katakan saja ini terjadi, kalau sampai terjadi laporkan ke polisi agar kita bisa bertanggung jawab secara hukum atas nama perusahaan kita,” ujarnya.

“Oh bu, aku cuma lihat-lihat penyanyinya, kamu bikin gaduh (kalo berisik sampai ganggu bus) tapi nggak apa-apa, aku gak lapor ke polisi divisi atau cari. RT atau apalah .on, agar bisa dilacak secara hukum,” ujarnya.

“Baik kakek Jenengan, baiklah, baker-baker baker-baker yo dewe wong loro tapuk-tapukan yo ora sudah selesai. Nah, tadi pagi kelihatannya benar-benar hilang, jadi jangan berpikir, ‘Wah, Lapor ke polisi adalah masalah, saya tidak bisa melakukan itu,” katanya. Sani.

“Laporan ini harus dibuat lalu dibawa ke perusahaan, saya sudah bilang nomor laporannya, tolong po

Dia meminta para penumpang tidak hanya memviralkannya, tapi juga mengambil tindakan hukum agar tidak terjadi pencemaran nama baik di kemudian hari. Sebab, jika virus terus berlanjut maka keadaan tidak akan ada habisnya.

“Iya pak, masuk akallah, ini yang di-tweet di medsos kan? Ujung-ujungnya ditolak semua. Intinya kalau ini terjadi, saya tidak bilang busnya tidak aman. , saya’ Saya tinggal. . turun dari bus tapi “Saya tidak bisa memastikannya dengan kepastian 100%, saya tidak bisa,” katanya.

“Kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat punya hak hukum dan itu tanggung jawab pihak yang berwajib. Jadi laporkan segala macam kejadian ke polisi dan bukti tilang, balas PO,” kata Sani.

“Kalau PO-nya tidak ada tindak lanjutnya, mungkin PO-nya menghindari atau semacamnya. Ning Mac mengacau, jadi tidak berakhir seperti ini,” kata 110 juta pemudik Nataru itu.

Sani mengimbau masyarakat untuk ekstra hati-hati saat musim sibuk, termasuk libur Natal. Ya, Irjen An Suhanan, Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, memperkirakan 110 juta orang akan berlibur dan mudik di akhir tahun saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPR dan Komisi III. Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (4/12).

Artinya, akan terjadi peningkatan pergerakan masyarakat sebesar 2,8 persen dibandingkan tahun lalu. Angka tersebut berasal dari hasil survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan pada tahun baru 2024-2025.

“Tahun 2023 sebanyak 107 (juta), pada tahun ini diperkirakan 110 (juta) atau 39,30 persen penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan atau migrasi pada libur Natal dan Tahun Baru,” kata Ane.

Tingginya titik asal yang akan melakukan perjalanan dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jabodetabek, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. Daerah yang puncak tertinggi saat Natal dan Tahun Baru adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DIY, dan Sumatera Utara.

Hal ini menjelaskan mengapa pilihan transportasi utama adalah mobil. Saat ini, pesawat terendah adalah

“Pilihan utama masyarakat untuk transportasi adalah menggunakan mobil pribadi yaitu 36,7 persen, menggunakan sepeda motor 17,71 persen, menggunakan bus 15,04 persen, menggunakan kereta api 12,8 persen, dan pesawat terbang sebanyak 8,85 persen,” ujarnya. Simak video “Video: Rem blong penyebab kecelakaan bus wisata di Batu” (msl/fem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top