Barcelona Gunakan Pajak Turis untuk Lawan Perubahan Iklim

Jakarta –

Barcelona tahu bahwa pariwisata berdampak pada perubahan lingkungan. Pemerintah kota juga menggunakan pajak pariwisata untuk mengatasi hal ini dan meningkatkan infrastruktur.

Barcelona, ​​​​salah satu kota yang paling banyak dikunjungi di Eropa, menderita akibat pariwisata yang berlebihan. Banyak dari 1,6 juta penduduk Barcelona membenci kondisi ini.

Mereka menilai pariwisata menimbulkan berbagai permasalahan yang langsung dirasakan. Hal ini termasuk kekurangan perumahan, kenaikan harga dan perubahan kualitas lingkungan hidup.

Fernando, warga Barcelona, ​​​​mengatakan kawasan tempat tinggalnya banyak kehilangan nyawa karena banyak bangunan yang disewakan dalam jangka waktu pendek.

“Saya sudah tinggal di sini selama lebih dari 20 tahun dan tempat ini semakin tidak bernyawa. Sekitar 50% bangunan di sini hanya untuk disewakan,” ujarnya Rabu (15/1/2025), dilansir CBS News.

Warga lainnya, Elizabeth yang bekerja di sebuah hotel, juga menyoroti permasalahan yang ditimbulkan oleh wisatawan yang hanya datang untuk berpesta dan tidak memperhatikan keadaan kota.

Namun Barcelona juga menghadapi tantangan yang semakin mendesak yaitu dampak perubahan iklim. Kota ini sekarang kering dan panas, sering terjadi gelombang panas dan angin kencang yang berbahaya.

Meningkatnya suhu telah mempengaruhi infrastruktur kota, termasuk sekolah, yang banyak di antaranya tidak memiliki AC, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih sulit di musim panas.

Mia, mahasiswi asal Barcelona, ​​​​menceritakan kendala yang dihadapinya saat cuaca panas membuat sulit berkonsentrasi. Teman sekelasnya, siswa lainnya, Theo, juga merasakan hal yang sama.

“Kadang-kadang saat Anda berada di dalam kelas dan bermain sepak bola di luar, cuaca di dalam kelas sangat panas,” kata Theo.

Tahun ini, untuk pertama kalinya, Mia dan Theo merasa nyaman dengan dipasangnya AC baru di sekolah. Pendingin udara dibiayai oleh pajak yang dipungut dari wisatawan.

Laia Bonte, Wakil Wali Kota Barcelona, ​​​​menjelaskan pajak pariwisata akan digunakan untuk proyek-proyek yang bermanfaat bagi kota, termasuk pemasangan AC di sekolah.

“Pajak turis adalah pajak yang dibayarkan wisatawan ketika mereka menginap di hotel atau apartemen di kota kami,” kata Bonnet.

Dia menambahkan: “Potensi manfaat dari ide ini, pajak pariwisata sangat penting untuk proyek seperti ini sehingga kita bisa mendapatkan pariwisata di kota kita. Dan pariwisata mempunyai peran.”

Pendapatan dari pajak juga digunakan untuk proyek jangka panjang seperti pemasangan pompa panas hemat energi dan panel surya di 170 sekolah negeri di Barcelona. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dengan mengganti sistem pemanas berbahan bakar gas dan menyediakan pendinginan yang lebih efisien.

Pemerintah kota mengalokasikan sekitar USD 100 juta (Rp 1,5 triliun) untuk proyek tersebut, yang seluruhnya berasal dari pajak pariwisata. Bonnet percaya bahwa menggunakan pajak pariwisata untuk memerangi perubahan iklim adalah cara terbaik untuk menghubungkan pariwisata dengan upaya perlindungan lingkungan.

“Pendanaan ini sangat penting bagi keberlanjutan kota dan upaya kami mengatasi tantangan perubahan iklim,” kata Bonnet.

Namun aktivis anti-pariwisata Agnes Rodriguez berpendapat bahwa kota tidak boleh bergantung pada pariwisata untuk membiayai proyek-proyek tersebut. Ia percaya bahwa perubahan iklim adalah masalah kesehatan masyarakat yang harus dikelola dengan sumber daya yang tidak bergantung pada wisatawan.

Rodríguez juga menegaskan bahwa wisatawan yang menginap di apartemen yang ditempati keluarga (warga lokal), berkontribusi terhadap perubahan sosial dan ekonomi yang merugikan warga lokal.

“Kami bukan taman hiburan, kami ingin menjadi kota yang layak huni bagi warganya,” kata Rodriguez. Tonton video “Laporan video dari 120 ahli: Peringatan tentang ancaman kesehatan akibat perubahan iklim” (upd/fem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top