Investor Asal AS Kucurkan Pembiayaan US$ 60 Juta ke Startup RI

Jakarta –

Fintech dan startup lainnya masih sangat tertarik dengan pendanaan. AwanTunai, salah satu startup yang berfokus pada ekosistem rantai pasokan barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG), telah mendapatkan pendanaan utang sebesar $60 juta dari konsorsium yang dipimpin oleh investor AS, Accial Capital.

Investasi tersebut merupakan bagian dari kemitraan strategis yang melibatkan beberapa perusahaan jasa keuangan global. Beberapa perusahaan tersebut antara lain Diversified Investments, Emerging World Markets (DWM), Swiss Liability, Symbiotic Pharmaceuticals, dan Saison Investment Management.

Menurut Dino Setiawan, CEO dan pendiri AwanTunai, dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk mempercepat rencana AwanTunai dalam meningkatkan operasional, memperluas portofolio pinjaman, meningkatkan penyaluran pinjaman, dan memperluas peluang pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah. “AwanTunai berfokus pada penyediaan solusi kredit yang terjangkau dan fleksibel kepada UKM tradisional dan usaha mikro di Indonesia, khususnya rantai pasokan FMCG, grosir, pengecer dan distributor makanan. , solusi manajemen inventaris untuk grosir dan semua layanan ini hanya tersedia melalui ekosistem digital AwanToko, kata Dino, Kamis (9/1/2025).

Dino menambahkan bahwa AwanTunai telah menjembatani kesenjangan pembiayaan UKM dengan menawarkan solusi kredit yang fleksibel kepada perusahaan-perusahaan yang kurang terlayani untuk menciptakan peluang pertumbuhan dan keberlanjutan.

“Dengan menyediakan modal berbiaya rendah, AwanTunai memungkinkan usaha kecil untuk meningkatkan arus kas, berinvestasi dalam teknologi dan meningkatkan produktivitas dan profitabilitas – memperkuat ekosistem rantai pasokan Indonesia.

Menurutnya, kesenjangan pembiayaan UKM di Indonesia mencapai $165 miliar, sehingga banyak usaha kecil yang tidak terlayani oleh sistem perbankan tradisional. AwanTunai menjawab tantangan ini dengan memberdayakan UKM, memperkuat rantai pasokan, dan mendorong inklusi keuangan melalui solusi pinjaman digital.

Didirikan pada tahun 2017 oleh Dino Setiawan dan Rama Notowidigdo, AwanTunai saat ini membayar lebih dari 1 triliun rupiah per bulan, dengan target mencapai 3 triliun rupiah pada akhir tahun 2025, dengan suku bunga sekitar 2%, kata perusahaan tersebut. Yang terendah di dunia.

Dino mengatakan, “Tidak seperti banyak pemain lain yang mendiversifikasi produk dan operasionalnya di luar negeri, kami masih fokus pada industri FMCG yang memiliki permintaan tinggi di Indonesia. “Strategi ini adalah kunci kesuksesan kami.”

AwanTunai didukung oleh Insignia Ventures Partners, International Finance Corporation (IFC), Global Brain, BRI Ventures dan OCBC Ventura, serta investor lainnya. Hingga saat ini, AwanTunai telah mengumpulkan lebih dari $50 juta ekuitas dan lebih dari $100 juta pendanaan utang dari berbagai investor global.

Maret lalu, AwanTunai menyelesaikan putaran pendanaan Seri B senilai $27,5 juta yang dipimpin oleh Global Banking Group dan investor negara termasuk Norfund (Dana Negara Norwegia untuk Negara Berkembang), MUFG Innovation Partners (MUIP) Jepang, dan OP FinnFund. Impact Foundation dari Finlandia. Investasi tersebut merupakan investasi pertama Norfund di perusahaan keuangan Asia Tenggara.

Pada tahun 2022, AwanTunai mengumpulkan $8,48 juta melalui Seri A3, dengan $5 juta dari IFC, $2 juta dari Global Brain Japan, dan $1 juta dari Insignia Ventures Partners. Menurut Dino, AwanTunai telah mencapai EBITDA positif dan menargetkan laba bersih setelah pajak (fdl/fdl) pada pertengahan tahun 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top