Jakarta –
Proyek BRIliaN home milik BRI memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan bisnis Suparman. Pelatihan khusus dari BRI dan kerjasama dengan Politeknik Pariwisata membantu Suparman dalam meningkatkan kualitas produk terutama dari segi rasa dan kemasan sehingga mampu bersaing di pasar.
Desa Nepo di Kecamatan Malusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Namun hasil pertanian yang dijual sebagai bahan mentah kini diolah menjadi produk jadi berkat inovasi Suparman, pengusaha lokal yang memproduksi makanan ringan ‘Kacang Nepo’.
Kacang nepo hadir dalam berbagai varian rasa yang unik seperti kacang renyah, kacang tersembunyi dengan gula pasir, kacang disko, kacang tempe dan lain-lain yang memberikan rasa gurih dan renyah. Menurut Suparman, ide bisnisnya pertama kali muncul pada tahun 2022.
Melalui keterangan tertulisnya, ia mengatakan, “Saya melihat banyak hasil pertanian di desa ini. Di luar dijual mentah, sehingga ada ide untuk diolah agar bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat lokal”. ).
Dengan kemasan awal yang sederhana, produk ini didukung BRI melalui program BRILiaN Village pada tahun 2023. BRI memberikan pelatihan pemasaran, pengemasan, dan pemanfaatan teknologi digital. Berkat kekuatan tersebut, produk Kacang Nepo tampil semakin menarik dan dikenal luas.
Selain itu, BRI juga membekali UMKM Desa Nepo dengan teknologi digital seperti QRIS yang membuat sistem pembayaran tidak menggunakan uang tunai dan memudahkan akses pasar yang lebih luas.
“Untuk pemasaran di toko dan supermarket lokal kini lebih mudah dengan QRIS,” jelas Suparman.
Ia menambahkan, penggunaan teknologi ini membuat proses transaksi menjadi lebih cepat dan memudahkan konsumen dalam berbelanja.
Saat ini Kacang Nepo yang menghasilkan pendapatan puluhan juta per bulan menjadi sumber pendapatan utama Suparman dan banyak warga yang dipekerjakannya. Dengan meningkatnya permintaan, Suparman berharap dapat memperluas tim dan melibatkan lebih banyak orang dalam produksi.
Beliau mengatakan: “Harapannya, UKM yang ada di desa kami bisa maju ke jenjang yang lebih tinggi dan masyarakat bisa mendapatkan manfaat yang lebih banyak.
Bapak Suparman juga menyampaikan harapannya agar produk lokal seperti kacang Nepo tidak hanya dikenal masyarakat lokal saja, namun dapat menjadi simbol makanan tradisional desa Nepo yang semakin dikenal masyarakat luas.
Beliau menekankan: “Kami ingin biji-biji tersebut keluar dari desa ini dalam bentuk kemasan yang bernilai. Menambah, tidak hanya bahan mentah lagi,”.
Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk tersebut, Suparman bercita-cita membawa Kacang Nepo ke pasar nasional.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyoroti komitmen BRI sebagai bank yang fokus pada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Peran BRI tidak hanya sebatas sebagai lembaga intermediasi keuangan yang memberikan nilai ekonomi, namun juga memberikan nilai sosial berupa penguatan wirausaha perorangan dan penguatan kelembagaan desa”.
“Penguatan pedesaan menjadi topik yang perlu mendapat perhatian, mengingat perkembangan keuangan desa di Indonesia belum merata dan menjadi tantangan bersama. Pak Supari menekankan bahwa “pada akhirnya ada kemampuan untuk memajukan pembangunan desa di Indonesia.
(dan/ego)