Jakarta –
Banyak orang yang percaya bahwa telapak tangan yang mudah berkeringat merupakan tanda adanya gangguan jantung. Jadi apakah asumsi ini benar secara klinis?
Menanggapi hal tersebut, dr Dadi Harmavan Susanto, SpJP(K), FIHA, FAsCC, FAPSC, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Siloam Lippo Village, mengatakan persepsi masyarakat bahwa tangan berkeringat sering dikaitkan dengan penyakit jantung tidaklah benar. .
Sebenarnya mitos kalau tangan berkeringat ada hubungannya dengan penyakit jantung, kata dr Dadi kepada ANBALI NEWS di Jakarta Selatan, Sabtu (11/1/2025).
Menurut dr Dadi, tangan atau telapak tangan yang mudah berkeringat merupakan hal yang lumrah terjadi pada banyak orang. Hal ini disebabkan oleh hiperhidrosis yang bisa disebabkan oleh cuaca panas, stres atau bahkan kecemasan.
“Kalau tangan suka berkeringat, itu karena metabolismenya tinggi. Sebenarnya tidak ada kaitan langsung dengan penyakit jantung,” ujarnya.
Menurut Mayo Clinic and Healthline, hiperhidrosis bisa muncul di tangan, kaki, ketiak, atau wajah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, selain cuaca panas, olahraga, dan perasaan cemas atau stres.
Meski hanya berkeringat di badan, hiperhidrosis juga memerlukan pertolongan serius jika sudah menunjukkan banyak gejala seperti pusing, dada, tenggorokan, rahang, lengan, bahu, kulit dingin, dan detak jantung cepat.
Anda bisa memilih menggunakan antiperspiran untuk mencegah keringat berlebih di bagian tubuh, termasuk tangan. Antiperspiran bekerja dengan mengurangi kelembapan.
Sebagai alternatif, Anda bisa menggunakan soda kue atau soda kue karena bersifat basa. Bahan ini mampu mengurangi keringat dan membuat keringat cepat menguap. Buat pasta dengan mencampurkan beberapa sendok teh soda kue dengan air. Gosokkan pasta ke tangan Anda selama sekitar lima menit, lalu bilas.
Tonton video “Penyakit jantung koroner meningkat pada usia muda, apa yang mendorongnya?” (dpi/kna)