Kondisi Terkini Kampung Miliarder di Tuban: Dulu Kaya Raya, Sekarang?

Pipa –

Dulunya, Desa Miliarder Tuban sangat sukses. Penduduk setempat sangat kaya. Tapi itu dulu, bagaimana kabar warga Billionaire Village sekarang?

Miliarder Desa Sumurgeneng, Tuban, menjadi heboh internet setelah viralnya video warga yang menerima ganti rugi miliaran rupiah atas keuntungan tanahnya. Saat itu tanah mereka dibeli oleh Pertamina.

Beberapa tahun berlalu dan keadaan mereka mulai berubah. Beredar video yang memperlihatkan miliuner terakhir di Desa Sumurgeneng, Tuban.

Konon banyak dari mereka yang tinggal di pedesaan dan menjadi kaya raya (OKB), kini menjual hewan ternaknya. Mereka kehabisan uang, tanpa bekerja.

Kepala Desa Sumurgeneng, Gianto, buka suara atas situasi ini. Ia mengaku mengetahui soal video call tersebut. Menurutnya, wajar jika masyarakat sekitar menjual hewan.

“Menjual hewan adalah hal yang lumrah karena merupakan hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Kalau akhir-akhir ini banyak orang yang menjual hewan, itu juga tidak benar. Kebanyakan masyarakat di daerah itu adalah petani sehingga masih bergantung pada hasil bumi untuk hidup. kata Gianto, Rabu (7) /1/2025).

Menurut Gianto, sekitar 280 warga Sumurgeneng yang sebelumnya mendapat ganti rugi lahan yang dibeli Pertamina masih bekerja sebagai petani.

Ia mengatakan, sekitar 65 hingga 70 persen masih memiliki lahan dan sawah. Lahan ini masih digarap oleh masyarakat setempat.

“Ya rata-rata mereka masih punya tanah. Kalau yang mereka punya selama ini 65 persen, mereka berada di luar desa. Saat itu harga jualnya tinggi dibandingkan tanah lama mereka,” kata Gianto.

Dari mereka yang masih memiliki mobil, 90 persen penerima manfaat masih memilikinya.

“Kalau 90 persen ya masih punya mobil, walaupun ada yang dimodifikasi, ada juga yang jual, jadi ada juga yang tidak beli sekarang, tertulis sudah ada di sana. di masa lalu. 300 mobil baru dibeli masyarakat Sumurgeneng,” jelasnya.

Meski demikian, Gianto tak memungkiri saat ini banyak warga yang menganggur. Sebab, sebelum Pertamina membeli banyak lahan, banyak warga yang menjadi buruh tani.

Namun, setelah banyak lahan sawah mereka berpindah ke desa lain, sebagian dari mereka kehilangan mata pencaharian sebagai buruh tani.

“Banyak dari mereka yang sudah tidak menjadi buruh tani karena sawah warga banyak yang berpindah ke desa lain. Sehingga tidak bisa lagi mendapatkan pekerjaan,” kata Gianto.

Gianto kemudian memberi informasi, masyarakat yang tinggal di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu Tuban berjumlah sekitar 3 ribu orang. Tercatat sekitar 200 keluarga masuk dalam kategori miskin.

“Yang jelas jumlah masyarakat tidak mampu mengalami penurunan dibandingkan sebelum tahun 2019. Sekarang yang tidak mampu berjumlah 200 orang,” kata Gianto.

Selain petani, sebagian warga Sumurgeneng kini sudah merantau ke luar kota dan menjadi pekerja migran. Namun jumlahnya kecil dan sebagian besar bekerja dari jarak jauh.

Pemerintah desa dan warga Sumurgeneng berharap Pertamina mendapatkan lapangan kerja dan pengembangan sumber daya untuk membantu perekonomian dan pembangunan warga.

“Pemerintah desa berharap dapat memberikan kemajuan dalam kesejahteraan dan kesejahteraan perekonomian, kesehatan, dan pembangunan fasilitas demi kebaikan bersama desa dan masyarakat,” kata Gianto.

Keadaan lahan warga yang diserahkan kepada Pertamina kini berupa lahan kosong yang dipenuhi rumput dan pagar besi.

“Sekarang tidak ada pergerakan, lahannya kosong dan sekarang dipagari,” kata Gianto.

Artikel ini muncul di ANBALI NEWSJatim. Saksikan video “Video: Kondisi Rengel Tuban Pasca Terakhir Diterjang Banjir” (wsw/wsw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top