Jakarta –
Pemerintah mendorong pelaksanaan program pangan gratis (MBG) melalui penggunaan anggaran dan perencanaan anggaran daerah (APBD). Dukungan daerah untuk mendukung program Presiden Prabowo Subianto adalah suatu kenyataan, bukan suatu keharusan.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, dirinya telah berbicara dengan seluruh sekretaris daerah (sekda) melalui telepon untuk membahas dukungan daerah terhadap proyek MBG. Ia juga bertanya tentang pemerintahan daerah.
“Kita tidak akan membuat undang-undang, tapi mereka mau ikut serta. Kenapa? Pertama, demi kesejahteraan anak, demi kesehatannya, untuk pejabat daerah, hak pilihnya meningkat, berdampak langsung pada masyarakat. ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, begitu,” kata Tito, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2025).
Tito mengatakan, persentase kontribusi daerah dalam program MBG juga berbeda-beda, tergantung besarnya pendapatan dasar daerah (PAD). Dia mencontohkan Kabupaten Badung, Bali, yang PAD-nya sebesar 90% APBD.
“PAD 90% APBD. Transfer pusat hanya 10%, anggarannya sekitar Rp 10 triliun, SD-nya 72 ribu, bisa mencakup semuanya. Dan PAD-nya kecil. Timur. Indonesia bagus, kalau begitu, 500 anak saja (cakupan), sisanya ditanggung Badan Gizi Nasional,” ujarnya.
Selain itu, kata Tito, ada juga PAD kecil di daerah yang menyatakan kesediaannya mendukung MBG. Angka kejadian PAD dan APBD terendah sebesar 0,2%.
“Dengan PAD, perlindungannya hanya 500.500 siswa SD. Jadi, sisanya (yang lain), otomatis saya suruh Prof Dadan (Direktur Badan Gizi Nasional) untuk mencakup semuanya. Jangan coba-coba “Bisa”. tidak mampu membelinya,” katanya.
Menurut dia, banyak daerah yang memiliki PAD aktif. Setidaknya 415 provinsi, 93 kota dan daerah di seluruh Indonesia ingin turut serta mendukung MBG.
Diperkirakan total APBD untuk program MBG dan pembuatan Kode Promosi Pangan (SPPG) di sekolah pada tahun 2025 mencapai 5 triliun dan Pain baru akan dimulai pada bulan September setelah pemilihan kepala daerah yang baru.
Tito mengatakan, “Kalau ditambah APBD Provinsi, PAD yang kuat, maka akan mendekati Rp 5 triliun, dan bisa menciptakan lebih dari 4.000 lapangan kerja di sekolah tersebut,” kata Tito.
Menurutnya, ke depan akan terlihat peran pemerintah daerah dalam membangun SPPG dan mendorong masyarakat memproduksi pangan dan ternak untuk mewujudkan proyek tersebut. Selain itu, terbuka pula opsi bagi pemerintah daerah untuk membayar langsung sekolah agar sekolah dapat terselenggara.
“Dulu Pak Presiden (Prabowo) minta kita bertemu dengan Kepala Kementerian Pangan untuk mencari tahu apa yang tidak ada di Kementerian Pangan, jauh-jauh, tempat-tempat ini dan sekolahnya,” ujarnya. Tonton video “Video MBG tayang seminggu, begini tanggapan siswa…” (shc/ara)