Ini Kata Keraton-Pengkaji Batik Soal Motif Baju Sultan Saat Menjamu Jokowi

Yogyakarta –

Potret pakaian Raja di Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono. Pihak istana dan pakar batik Indonesia pun turut merespons.

Sejumlah warganet mengomentari pertemuan yang digelar di Kompleks Istana Kilen, Rabu (15/1/2025). Berdasarkan pantauan ANBALI NEWSJogja, netizen pun heboh

“BATIK ADA KOMPETISI. Apa maksudnya dari Sultan Jogya? Sultan ketemu JKW dengan batik motif gerinda yang artinya tolak bala,” tulis akun X @sub***, dikutip ANBALI NEWSJogja, Jumat (17/1).

Ada juga akun lain yang terbuka

Dicky Firmanto diminta membenarkan gambar busana Sultan Caos Kagunan Kawedanan Kridha Mardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan menyebut kemeja lengan panjang yang dikenakan Sultan saat bertemu Jokowi bukan batik Jogja.

“Dalam gambar Ngarsa Dalem (Sultan) memakai kain seperti sasirangan atau bindi, bukan batik,” kata Dicky saat dihubungi wartawan, Jumat (17/1).

“Banyak komentar (di media sosial) yang mengarah pada opini, tapi secara pribadi apa yang dikenakannya kemarin biasa saja atau tidak ada tujuan tertentu,” imbuhnya.

Laporan banjarmasinkota.go.id, Sasirangan merupakan kain tradisional suku Banjar Kalimantan Selatan, kain yang diperoleh dari proses pewarnaan penghalang dengan bahan penghalang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut pola tertentu.

Dicky menegaskan, tidak ada makna khusus pada pakaian yang dikenakan Sultan saat menjamu Jokowi. Sebab pertemuan tersebut bukanlah acara adat.

“Acara kemarin bukan acara adat dan Ngarsa Dalem juga tidak memakai baju adat, jadi setahu saya tidak ada ketentuan khusus mengenai busana atau desainnya,” kata Dicky.

Pun dengan kemeja batik Jokowi. Menurut Dicky, Jokowi mengenakan kemeja batik lengan panjang bermotif modern atau kekinian yang tidak memiliki filosofi tertentu.

Kalau Pak Jokowi batik, sepertinya motif atau corak modern yang dikembangkan untuk dijadikan baju atau kemeja, ujarnya.

“Sepertinya (tidak ada arti khusus) karena pola atau desainnya modern,” kata Dicky.

Analisa senada disampaikan Ketua Pengkajian Persatuan Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad, Hartanto. Ia juga mengatakan bahwa pakaian yang dikenakan Sultan adalah Sasirangan.

“Tidak bisa diartikan Sasirangan, bukan batik Jogja. Ini budaya Kalimantan, beda, jadi bukan budaya Jawa,” kata Hartanto saat dihubungi wartawan.

Sedangkan kemeja batik Jokowi, kata Hartanto, memiliki motif yang dipadukan dengan modernisasi. Menurutnya, tidak ada filosofi atau makna khusus pada batik modern.

“Ada sebagian, sebagian motifnya warnanya klasik, tapi settingnya sangat modern. Kalau bicara maknanya, tidak bisa dipotong, buka saja. Jadi kalau maknanya tradisional, ada. alasannya,” kata Hartanto.

Menilik foto Sultan dan Jokowi yang beredar di media sosial, Hartanto menilai tak ada makna khusus dari pakaian yang mereka kenakan.

“Kalau saya tahu batik, கெர் நா (tidak ada arti khusus). Ya mungkin nuwnu sewu, mungkin saya punya minat lain, entahlah,” kata Hartanto.

____________

Baca artikel selengkapnya di ANBALI NEWSJogja Saksikan video “Video Jokowi Disebut Bahas Geopolitik dan Ekonomi Global Saat Bertemu Sultan HB X” (wkn/wkn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top