Lagi Asyik Maling Ikan, 3 Kapal Negara Tetangga RI Langsung Ditangkap

Jakarta –

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menangkap tiga tersangka perompak asal Malaysia di perairan Selat Malaka. Potensi kerugian akibat pencurian ikan diperkirakan mencapai Rp 16 miliar.

Direktur Jenderal Inspektorat Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Pung Nugroho Saxono mengatakan, kapal ikan tersebut dicegat oleh Shark Watch 16.

“Saat kami tangkap, mereka sedang memancing di perairan Selat Malaka WPP-NRI 571. Alat tangkap yang digunakan juga dilarang, begitulah hasil tangkapannya. Komentar Tertulis, Kamis (12/5/2024).

Sementara itu, Kapten Albert Asing dari Shark 16 melaporkan, ketiga KIA tersebut berhasil ditemukan per 30 November 2024. Nomor lambung kapal KM PKFB 960 berukuran 49,80 GT, KM PKFB 1913 berukuran 68,56 GT, serta KM PKFB 1913 gauge GT dan KM1969 GT.

“Kami menemukan kapal yang diduga merupakan kapal ikan yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap ikan. Kami akan segera menaiki kapal tersebut dan melakukan penyelidikan,” kata Asing.

Kapal yang memuat 30-80 kilogram ikan campuran itu terlihat di radar di Selat Malaka dan bergerak sejauh 3-5 mil laut ke perairan Indonesia.

Essing mengatakan potensi kerugian pemerintah sebesar 16.004.582.204 (Rp 16 miliar). Kini, ketiga kendaraan tersebut telah dibawa ke Stasiun PSDKP Belwan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sebagai informasi, PSDKP berhasil menangkap 212 kapal nelayan hingga November 2024. Dari jumlah tersebut, 182 KII dan 27 KIA berhasil ditangkap. Potensi kerugian pemerintah yang dapat dihemat setiap tahunnya adalah 3.474.854.453.419 atau sekitar Rp 3,5 triliun.

Sejak awal menjabat, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Shakti Wahyu Trengono memastikan pihaknya berkomitmen memerangi illegal fishing dengan berbagai kebijakan dan undang-undang.

“Komitmen kita untuk menjaga sepenuhnya kedaulatan NKRI di laut. Selain itu, Presiden Prabowo memerintahkan KKP untuk membangun ekonomi biru di bidang kelautan dan perikanan, itu sangat jelas,” kata Trengono.

(schc/hns)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top