Barang Hilang di Dalam Bus Tur Wisata, Turis Curigai Agen Travel

Jakarta –

Turis Singapura kehilangan barang-barang mewah dan jutaan rupee di bus wisata di Italia. Agen perjalanan dianggap bertanggung jawab atas pencurian tersebut.

Bukan hanya satu, tapi lima turis kehilangan barang mewah dan ratusan rupee. Mereka mengikuti tur bus selama 11 hari yang diselenggarakan oleh agen perjalanan Singapura EU Holidays mulai 13-23 Desember 2024.

Meluncurkan Mothership pada Kamis (16/1/2025), mereka tergabung dalam rombongan yang melakukan perjalanan melalui Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Swiss, dan Italia. Total peserta trip sebanyak 33 orang.

Biaya turnya SGD 4.238 (Rp 49 juta) per orang.

Tadi malam, saat rombongan berada di Milan, pada tanggal 23 Desember pukul 9 malam waktu setempat, Huang dan ibunya berangkat makan malam sebentar dengan bus. Mereka mengatakan bahwa koper mereka disimpan di kompartemen atas bus wisata.

Namun, ketika mereka kembali ke bus pada pukul 21.45, mereka menemukan koper mereka hilang. Huang langsung berteriak “Tasku hilang!”. Dan banyak wisatawan lain yang juga kembali ke bus, menyadari bahwa barang bawaannya juga hilang. Huang dan ibunya kehilangan tas desainer Yves Saint Laurent senilai SGD 2.734 (Rp 31 juta).

Penumpang lainnya, Lee, juga melaporkan barang hilang senilai SGD 9.000 atau sekitar Rp 100 juta, antara lain tas Fendi, jam tangan Tag Heuer, dompet Louis Vuitton, uang tunai €350 (sekitar Rp 6 juta), headphone, power bank termasuk. . dan barang-barang pribadi lainnya.

Beberapa pengunjung merasa ada yang mencurigakan dari pencurian tersebut. Hwang mengatakan tidak ada tanda-tanda kerusakan pada pintu atau jendela bus.

Selain itu, Huang dan Lee mengaku pemandu mereka pernah mengatakan bahwa bus adalah tempat yang aman untuk menyimpan barang bawaan. Pemandu juga menyarankan para wisatawan untuk meninggalkan barang bawaannya di dalam bus.

Mereka juga mencatat bahwa sesampainya di Malaka, sopir bus memberi tahu mereka bahwa pintu bus telah rusak, dan mereka menganggapnya sebagai suatu kebetulan yang aneh. Lebih lanjut, Huang mengungkapkan, sopir bus memberikan penjelasan berbeda terkait kejadian tersebut.

Sopir awalnya mengaku tidak pernah turun dari bus, namun saat melaporkan kejadian keesokan harinya, sang sopir mengaku agak terlambat meninggalkan bus.

EU Holidays membantah klaim bahwa pemandu wisata mereka menyarankan bus sebagai tempat paling aman untuk menyimpan bagasi. Mereka menjelaskan, pengarahan sebelum keberangkatan mengingatkan para pemudik untuk bertanggung jawab terhadap barang-barang pribadinya.

Agen perjalanan juga mengaku berupaya membantu wisatawan menyampaikan pengaduan agar kerugian mereka bisa diminimalisir.

Namun, Huang dan Li percaya bahwa agen perjalanan harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut, karena pencurian tersebut terjadi di dalam bus yang mereka atur. Huang mengungkapkan klaim asuransinya awalnya ditolak, namun ia mencoba mengajukan banding. Kedua wisatawan tersebut berniat meminta ganti rugi atas kerusakan yang terjadi, bahkan berniat mengajukan kasus ke pihak berwajib.

Li juga memperingatkan wisatawan lain untuk lebih berhati-hati saat melakukan tur, karena grup tur tidak menjamin keamanan barang-barang pribadi.

“Jika kami tidak mengikuti saran pemandu wisata, saya akan menyimpan barang-barang berharga saya dengan lebih aman. Kalau kami dirampok di jalan, saya bisa saja menerimanya, tapi karena kami mengikuti instruksi, kami pikir aman,” ujarnya. Banding. . Lihat “Polisi Tangkap 3 Tersangka Pelecehan Turis Singapura di Barga Bandung” (upd/fem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top