Jakarta –
Idha Vidhi Arsanti, Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, menjelaskan tata cara pendaftaran tim swasembada pangan. Idha mengatakan, langkah awal yang harus dilakukan adalah calon petani harus melamar langsung ke dinas pertanian di tingkat kabupaten/kota dan negara bagian.
“Dari sana (Departemen) akan kami rujuk (Kementerian Pertanian) ke mitra atau mentor,” kata Idha dalam keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).
Hal itu diungkapkannya saat mendampingi Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman pada pembukaan Musyawarah Independen Pengurus Brigade Pangan yang digelar di Aula Pusat Kementerian Pertanian, Rabu 2011.
Idha mengatakan setiap petani bisa memperoleh penghasilan lebih dari Rp 10 juta per bulan. Estimasi tersebut terkait dengan pengelolaan mandiri bagi hasil antara pelaku usaha dengan petani baik dari pendapatan produksi maupun hasil penjualan yang mencapai 6.000 rupiah per gabah kering giling (GKG).
Ia pun membenarkan bahwa ini adalah pendapatan bersih dan bukan gaji yang diberitakan di media.
“Bukan gaji, tapi keuntungan dari harga jual GKG mencapai Rp 6.000 per kg. Lalu ada departemen lain, seperti 20% sektor bisnis. Jadi kami menghitungnya di antara 15 anggota kru makanan independen. ., penghasilan perorangan 10 juta,” ujarnya.
Menurut Idha, seluruh penerimaan tersebut tidak lepas dari tugas pemerintah menyiapkan skema pertanian modern untuk menekan biaya produksi hingga 50 persen. Setiap kelompok brigade swasembada pangan akan mendapat subsidi dari negara berupa alat mesin pertanian.
“Dukungan negara berupa benih dan pupuk yang disiapkan untuk menjamin swasembada pangan produksi brigade,” ujarnya.
Idha menambahkan, ada beberapa kriteria petani milenial yang bisa menjadi bagian dari brigade pangan otonom ini.
“Pertama harus jujur, berprinsip, bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. Kemudian, jika kondisi di lapangan, luas lahan yang dikelola brigade pangan melalui pengelolaan masyarakat sekitar 200 hektare,” jelasnya.
Sekadar informasi, total tim swasembada pangan yang terdaftar dari berbagai unsur mencapai kurang lebih 23 ribu orang. Mereka akan didampingi oleh ASN yang dilatih khusus untuk memantau swasembada produksi dan keranjang pangan global.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran menjelaskan tujuan program ini adalah untuk mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan, meningkatkan produktivitas, menjamin kemandirian presiden, dan mendukung keranjang pangan global.
“Mereka akan menjadi puncak pertanian masa depan karena mampu mengelola perekonomian dan transisi dari pertanian tradisional ke modern,” tutupnya.
Saksikan juga video “Promosi Kemandirian Pangan, Polres Jakbar Tanam Anakan 1,5 Hektare”.
(acn/ego)