Orang Tua Lebih Sayang Anak Bungsu atau Anak Sulung? Begini Hasil Studinya

Jakarta –

Saudara kandung memiliki ikatan unik yang dibangun berdasarkan kenangan bersama, ritual keluarga, dan seringnya pertengkaran. Namun tanyakan pada kebanyakan orang yang memiliki saudara kandung: siapa yang paling disayangi oleh anak tersebut?

Penelitian baru dari Brigham Young University menunjukkan bahwa orang tua mungkin secara tidak sadar menunjukkan bias berdasarkan urutan kelahiran, kepribadian, dan gender.

Penelitian yang dilakukan oleh profesor BYU School of Family Life, Alex Jensen, menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih kecil sering kali menerima perlakuan yang lebih baik dari orang tuanya. Sementara itu, anak sulung sering kali diberi lebih banyak otonomi dan kontrol orang tua terhadap mereka semakin berkurang seiring pertumbuhan mereka.

“Sangat membantu untuk mengambil hasil penelitian ini dan mewaspadai kemungkinan pola dalam keluarga Anda,” kata Jensen seperti dikutip Science Daily, Selasa (1/1/2025). “Jika orang tua sadar, mereka dapat melakukan sedikit penyesuaian yang bermanfaat bagi semua orang.”

Penelitian menunjukkan bahwa orang tua cenderung lebih menyukai anak perempuan dibandingkan anak laki-laki, meskipun hanya orang tua yang cenderung menyadari bias ini dan anak tidak.

Kepribadian juga memainkan peran besar. Anak-anak yang bermain dan bertanggung jawab, tanpa memandang urutan lahir atau jenis kelamin, sering kali diperlakukan lebih baik.

“Kebanyakan orang tua lebih mudah terhubung dengan satu anak dibandingkan anak lainnya, baik karena kepribadian, urutan lahir, jenis kelamin, atau hal lain seperti kesamaan minat,” kata Jensen.

Jensen mengatakan penting untuk memahami bahwa dinamika ini bukan hanya tentang persaingan antar saudara, tetapi juga tentang kebahagiaan. Penelitiannya yang lain menunjukkan bahwa anak-anak yang merasa kurang disayangi oleh orang tuanya cenderung memiliki kesehatan mental yang buruk dan menunjukkan perilaku bermasalah di rumah atau di sekolah.

Untuk melakukan penelitian tersebut, Jensen dan rekannya memeriksa data lebih dari 19.000 orang, dari berbagai sumber yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana preferensi orang tua diungkapkan dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi anak-anak sepanjang hidup mereka.

Jensen berharap penelitian ini bisa mengungkap dinamika keluarga yang sering dirasakan namun jarang dibicarakan. Favoritisme, baik disengaja atau tidak, dapat membentuk hubungan saudara dan kebahagiaan pribadi. Dengan mengenali pola-pola ini, orang tua dapat membina hubungan keluarga yang lebih kuat dengan cara yang bermakna.

“Jawaban sederhana mungkin yang terbaik,” jelas Jensen. Bersabarlah terhadap dirimu sendiri dan anak-anakmu.”

“Habiskan waktu bersama. Lakukan hal-hal yang kalian sukai bersama. Lakukan hal-hal yang disukai anak-anak kalian bersama. Bekerja bersama, melayani sesama, beribadah bersama,” tegasnya. Tonton video “Video: Tingginya Angka Anemia pada Remaja dan Ibu Hamil, Apa Penyebabnya?” (kna/kna)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top