Jakarta –
Sejumlah perempuan lanjut usia di Jepang yang mengalami kesepian memilih bertahan di penjara. Kamar-kamar di Penjara Wanita Tochigi dipenuhi warga lanjut usia yang bahkan harus dibantu untuk berjalan.
Salah satu tahanan di Tochigi, sebelah utara Tokyo, adalah Akiyo, bukan nama sebenarnya, yang dihukum karena mencuri makanan. Wanita berusia 81 tahun itu mengaku hidup dalam kemiskinan.
Padahal, ini kali kedua dia dipenjara. Dia sebelumnya ditangkap karena pelanggaran yang sama ketika dia masih berusia 60-an.
“Jika saya stabil secara finansial dan memiliki gaya hidup yang nyaman, saya pasti tidak akan melakukannya,” katanya kepada CNN.
Saat melakukan pencurian kedua, Akiyo hidup dengan uang pensiun yang “sangat kecil” yang hanya dibayarkan setiap dua bulan. Ia harus bertahan hidup dengan sisa uang kurang dari $40 atau 654 ribu rupiah selama dua minggu hingga pembayaran berikutnya.
“Saya membuat keputusan yang buruk dan mencuri, mengira itu hanya masalah kecil,” katanya. Namun, kesalahan ini membuatnya dijatuhi hukuman penjara.
Dengan sedikit dukungan keluarga, Akiyo tidak lagi peduli dengan masa depan atau apa yang akan terjadi padanya. Nyatanya, putranya yang berusia 43 tahun sudah tidak mempedulikannya lagi.
“Saya merasa sudah tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi. Tidak ada gunanya saya hidup dan saya hanya ingin mati,” ujarnya.
Namun selama di penjara, Akiyo bertemu banyak orang baik. Menurutnya, kehidupan di tempat itu adalah yang terbaik baginya.
“Ada orang-orang yang sangat baik di penjara ini. Mungkin kehidupan ini yang paling stabil bagi saya,” kata Akiyo
Seorang penjaga atau sipir di Tochigi, Takayoshi Shiranaga mengungkapkan, banyak lansia yang ingin tetap berada di penjara. Bahkan, ada pula yang rela membayar untuk tinggal selamanya.
“Ada orang yang mengatakan akan membayar 20.000 atau 30.000 yen (sekitar 2-3 juta rupiah) sebulan (kalau bisa) untuk tinggal di sini selamanya,” ujarnya.
Dalam perawatan lansia dalam tahanan, lembaga pemasyarakatan telah dilengkapi dengan fasilitas yang mungkin diperlukan sesuai dengan usia narapidana. Di seluruh Jepang, jumlah narapidana berusia 65 tahun atau lebih meningkat hampir empat kali lipat dari tahun 2003 hingga 2022, sehingga mengubah sifat penahanan.
Shiranaga mengatakan, kini sipir penjara harus membantu mengganti popok narapidana, membantu mereka mandi dan makan.
“Saat ini, rasanya lebih seperti panti jompo dibandingkan penjara yang penuh dengan narapidana kriminal,” lanjutnya.
BERIKUTNYA: Sesama narapidana membantu perawatan lansia (sao/naf)