RI Bakal Batasi Usia Main Medsos, Harus Gimana Jika Anak Sudah Kecanduan?

Jakarta –

Menteri Komunikasi dan Teknologi Digital (Minkomdiji) mengatakan pemerintah akan menyusun rancangan undang-undang yang mengatur pembatasan media sosial terhadap anak. Hal itu dibahas Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutia Hafid saat bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (13/1/2025).

Namun, sambil menunggu undang-undang tersebut disusun dan disahkan, Pemerintah akan menerbitkan Peraturan Pemerintah (Peraturan Pemerintah) terlebih dahulu.

“Intinya, seiring kita berupaya menuju regulasi yang lebih stabil, pemerintah akan menerbitkan peraturan pemerintah terlebih dahulu (tentang usia maksimal mengakses media sosial),” kata Meutia.

Aturan ini bertujuan untuk melindungi anak-anak di ruang digital. Pasalnya, media sosial dapat memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, dan emosional seorang anak, terutama anak yang kecanduan.

Bagaimana cara Anda menghadapi anak Anda yang kecanduan media sosial?

Anastasia dan psikolog anak Wilma Maharani, M Psi mengatakan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua dalam mengatasi anak kecanduan media sosial. Pertama, orang tua perlu mengidentifikasi pola penggunaan atau memerhatikan seberapa kecanduan anak terhadap media sosial.

“Kemudian kita juga bisa atur batas waktu atau terakhir jadwal penggunaan ponsel, tablet atau yang lainnya. Jadi kita terapkan waktu yang konsisten,” ujarnya saat dihubungi ANBALI NEWS, Selasa (21/1/2025).

“Misalnya waktu pemakaian harian mungkin hanya dua jam. Nah, itu harus kita monitor,” imbuhnya.

Selain itu, orang tua juga perlu mencari alternatif kegiatan untuk anaknya. Misalnya aktivitas fisik atau aktivitas yang mengharuskan anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Orang tua juga dapat menawarkan alternatif kegiatan menarik kepada anak, misalnya mengikuti klub yang sesuai dengan minat anak. Wilma melanjutkan, teknik ini berguna untuk fokus pada hal-hal yang lebih positif dibandingkan screen time atau media sosial.

“Kita juga bisa berkomunikasi dengan anak-anak agar mereka lebih sadar akan akibat dari penggunaan video yang berlebihan di media sosial,” ujarnya.

“Nah, yang penting juga kita akhirnya menggunakan metode psikologis seperti metode behavioral, misalnya ketika kita menggunakan penguatan positif seperti pujian atau pengakuan, misalnya ketika seorang anak berhasil mengurangi penggunaan jejaring sosial. intervensi juga diperlukan jika anak menggunakan terlalu banyak jejaring sosial.

Senada dengan itu, psikolog anak Samantha Elsener M. Psi, seorang psikolog dan pakar parenting mengatakan, jika anak mengalami kecanduan media sosial maka diperlukan upaya pemulihan secara rutin. Misalnya saja mengikuti kelas yang diselenggarakan oleh psikiater atau terapis, selain memperbanyak aktivitas fisik dan olahraga.

Ia mengatakan dalam panggilan terpisah, Selasa (21/1/2025): “Selain membantu meningkatkan kesehatan psikologis, sosial, dan emosional anak.” Simak video Tips Mencari Skincare Expert Terpercaya di Media Sosial (suc/naf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top