Jakarta –
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menanggapi dua kejadian pemerkosaan di Bali yang melibatkan turis Tiongkok dan pria berpengaruh asal Jakarta Selatan. Puspa mengimbau pemerintah daerah di Bali menerapkan aturan wajib bagi wisatawan untuk menggunakan pemandu lokal.
Dua insiden pemerkosaan terjadi dalam waktu delapan hari. JT diperkosa pengendara sepeda motor pada 1 Januari lalu C diperkosa pada 8 Januari 2025.
Gunakan selalu pemandu lokal. Itu yang ingin kami sampaikan, kata Puspa di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, usai rapat koordinasi penanganan sampah laut, Minggu (19/1/2025).
Puspa mengatakan, pihaknya telah mengoordinasikan aturan tersebut dengan Pemprov Bali untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan wisatawan di Bali.
“Kita usulkan bagaimana mengeluarkan peraturan yang bisa saling menguntungkan. Wisatawan nyaman. Wisatawan aman,” ujarnya.
Menurut Puspa, pariwisata Bali tidak hanya sebatas keindahan alam saja, namun juga mencakup keunikan spiritual yang hanya diketahui oleh penduduk setempat. Oleh karena itu, penggunaan pemandu lokal dianggap penting untuk memastikan pengalaman terbaik bagi wisatawan.
“Kita akan perkuat terus, terus sosialisasikan (aturan) yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Mungkin sebaiknya kita evaluasi yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk memperbaikinya,” lanjutnya.
Selain itu, Puspa menyoroti adanya wisatawan asing yang bekerja secara ilegal sebagai pemandu wisata atau traveller di Bali. Dia menekankan perlunya hukuman tegas melalui Anjuran dan Larangan.
“Mungkin akan lebih detail dan tegas, misalnya ada aparat penegak hukum,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Thok Bagus Pemayun mengatakan kasus pemerkosaan sudah menjadi domain polisi. Namun pihaknya sepakat dengan Pemkab Buleleng untuk menyusun aturan wajib penggunaan pemandu lokal.
“Setiap wisatawan harus menggunakan pemandu lokal. Satu sampai empat orang (pemandu),” kata Pemayun dalam artikel ANBALI NEWSbali ini.
Tonton video “Wanita Jaksel Diperkosa Saat Lihat Proyek Villa di Buleleng”:
(sim/sim)