Mengulik Rahasia Panjang Umur Nenek China 124 Tahun

Jakarta –

Seorang nenek Tionghoa hidup lebih dari satu abad. Apa rahasia hidup sehat?

Laporan SCMP Kamis (16/1/2025) Seorang nenek lanjut usia bernama Qiu Chaishi lahir pada tahun 1901, saat Tiongkok berada di bawah pemerintahan semi-kolonial dan semi-feodal Dinasti Qing (1644-1911). Pada tanggal 1 Januari, Qiu merayakan ulang tahunnya yang ke 124.

Usianya menjadikannya salah satu orang tertua berusia 100 tahun di kota Nanchong di provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya, dengan keluarga yang terdiri dari enam generasi. Cucu perempuannya berusia 60 tahun dan anggota termuda di keluarganya baru berusia delapan bulan.

Namun, usia Qiu belum dikonfirmasi secara resmi oleh lembaga di luar Tiongkok, meski tanggal lahirnya tercatat di hukou (sistem registrasi keluarga yang digunakan di daratan Tiongkok).

Baru-baru ini, Qiu membagikan rahasia umur panjangnya dengan menonjolkan gaya hidupnya yang sederhana dan kasual.

Dia makan tiga kali sehari, sesuai jadwal, berjalan setelah makan dan tidur sekitar jam 8 malam. Qiu juga mengurus tugas-tugas seperti menyisir rambut, menyalakan api dan memberi makan angsa, bahkan menaiki tangga dengan mudah.

Makanan favoritnya adalah labu, melon musim dingin, dan bubur jagung, yang diberi sesendok mentega di atasnya.

Cucu perempuannya bilang dia suka mentega. Namun, seiring bertambahnya usia, ia kini makan dengan hemat berdasarkan anjuran dokter untuk mengatur gaya hidup.

Di tahun-tahun awalnya, Qiu masih ingat betapa sulitnya hidup saat itu. Ia mengatakan bahwa pada masa Dinasti Qing, banyak orang mati kelaparan saat mencari sayuran di pegunungan.

“Tapi aku berhasil melewatinya,” katanya.

Sebelum menikah, Qiu dihormati di desanya karena kemampuan matematikanya yang luar biasa dan kekuatan fisiknya yang mengesankan. Ia sering melakukan pekerjaan pertanian berat seperti membajak sawah dan melempar batu.

Pada usia 40 tahun, tragedi terjadi ketika suaminya meninggal mendadak dan dia ditinggalkan sendirian untuk membesarkan empat orang anak. Meskipun mengalami kesulitan keuangan, ia bekerja tanpa kenal lelah untuk memastikan bahwa anak-anaknya mendapatkan pakaian dan makanan yang layak.

Patah hati kembali melanda di usia 70 tahun ketika putra sulungnya meninggal karena sakit. Dia menikahi menantu perempuannya dan meninggalkan seorang cucu perempuan.

Qiu berdiri lagi dan menjemput cucunya sendiri. Bertahun-tahun kemudian, cucunya mengalami kesulitan dalam pernikahannya dan kehilangan suaminya karena sakit.

Kini, Qiu tinggal bersama cucu-cucunya di rumah pedesaan berlantai tiga di Nanchong.

Setelah mencapai usia 100 tahun, ia mengalami sedikit penurunan penglihatan dan pendengaran, namun tetap cerdas dan pandai berbicara.

“Nenek tidak pernah mengeluh

Qiu adalah salah satu dari 960 generasi Nanchong. Menurut sensus nasional tahun 2020, Tiongkok adalah rumah bagi 119.000 generasi milenial, terbanyak di dunia.

Laporan Komisi Kesehatan Nasional pada tahun 2023 lebih jauh menyoroti peningkatan angka harapan hidup di Tiongkok sebesar 78,6 tahun.

Saksikan video “Patung Bambu Indah dari Yogyakarta” (sym/fem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top