Koperasi di RI Disebut Terus Berkembang, Bagaimana Prospeknya?

Jakarta –

Koperasi di Indonesia dikatakan dapat terus berkembang di masa depan. Wakil Menteri Koperasi Feri J. Julianto mengatakan, era koperasi saat ini merupakan sebuah gerakan untuk menghidupkan kembali koperasi sebagai penopang perekonomian Indonesia, lebih besar dari swasta dan badan usaha milik negara dalam perekonomian kita.

Dikatakannya, koperasi merupakan tumpuan perekonomian negara, jika total aset koperasi hanya 281 triliun dolar, BUMN hingga 7000 triliun dolar, dan swasta 10.000 hingga 20.000 triliun dolar.

“Saya sependapat dengan TC Investment Cooperative bahwa kita sedang memasuki era baru bagi koperasi Indonesia, dan kami sangat yakin aset koperasi kita akan lebih besar dibandingkan aset milik negara atau swasta.” 1/2025).

Ferry mengatakan, koperasi kini perlu beradaptasi dengan perkembangan saat ini. “Saya senang karena ketika saya masuk dan melihat bapak-bapak optimis sekali. Benar koperasi kita menghilangkan pikiran-pikiran rendahan. Badan kita harus benar, seperti yang ditunjukkan TC Investicija. Kita ingin semangat itu. Dan ada optimisme dalam pelayanan. Koperasi kita harusnya mempunyai pabrik sendiri, menjadi satu kelompok seperti koperasi-koperasi besar di luar negeri.

Deputi Direktur Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Kementerian Koperasi yang dilantik beberapa hari lalu menjelaskan, TC investasi koperasi menjadi salah satu bukti betapa pentingnya digitalisasi koperasi. Ia menambahkan, keyakinannya akan lebih serius dalam mendukung digitalisasi koperasi, termasuk pembuatan super apps koperasi, pembentukan bank koperasi digital menggantikan bank umum koperasi Indonesia (Bokopin), dan juga mendukung rehabilitasi koperasi. .

Phiri juga mencatat keseriusan pemerintah dalam membangun koperasi terbukti dengan langkah-langkah yang telah dan sedang dilakukan selama ini, antara lain memberdayakan koperasi untuk berpartisipasi dalam berbagai program sektoral dan pemerintah seperti penyaluran pupuk bersubsidi, program pangan bergizi gratis. Ketentuan distribusi bahan, dll. Program tersebut tidak hanya membatasi kemacetan, tetapi juga meningkatkan perekonomian, kata Ferrie. Termasuk penyediaan perumahan untuk perumahan umum atau koperasi.

“Pak Prabowo baru saja menyetujui tambahan dana sebesar Rp10 triliun untuk Lembaga Pengelola Dana Terbarukan (LPDB) yang bisa digunakan untuk mendorong gerakan koperasi,” kata Feri. kata tukang perahu.

Menurut CEO TC Investment Cooperative Iqbal Alan Abdullah, digitalisasi menyelamatkan koperasi di masa sulit yakni pandemi Covid-19.

“Bayangkan seluruh manajemen di kantor pusat terdampak COVID-19, kita tidak bisa kemana-mana, tapi dengan digitalisasi kita bisa bertahan karena semua transaksi kita dilakukan secara digital. Kami adalah TCI Mobile Dan kami juga memiliki sistem yang dapat dipantau kapan saja dan dimana saja. Lokasi dan ini menjadi bukti bahwa digitalisasi sangat penting untuk kerja sama kita dengan Indonesia,” kata Iqbal Alan Abdullah.

Iqbal mengaku sangat optimis koperasi akan tumbuh subur di masa rezim Prabhu-Jibran. Prabhu karena dijalankan oleh tokoh-tokoh yang mempunyai darah gotong royong. Dimulai dari Presiden Prabowo sendiri, hingga kakeknya Marguna Jojohadikusumu yang merupakan pakar koperasi dan pendiri BNI, termasuk ayahnya Profesor Sumitra Jojohadikusumu pendiri Bapak Koperasi Buruh Indonesia (IKPRI). Bahkan, saat ini Prabowo sendiri terpilih tetap menjadi Ketua Komite Sentral Koperasi Unit Desa (Ancode) yang mengadvokasi kebangkitan koperasi sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

“Kami sangat berharap koperasi ini bisa berkembang pada periode ini. Oleh karena itu kami memilih Rakernas tahun ini dengan mengusung tema “Era Baru Koperasi Menuju 2045: Kemasyarakatan, Kerjasama, Kompetisi”. Selain itu, tahun 2025 telah ditetapkan sebagai Tahun Internasional. koperasi oleh PBB,” lanjutnya.

Iqbal juga menekankan pentingnya upaya peningkatan keanggotaan koperasi bagi masyarakat Indonesia. Karena saat ini hanya 8,41 persen masyarakat Indonesia yang ingin menjadi anggota koperasi, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata global sebesar 16,31 persen, maka kontribusi koperasi terhadap PDB nasional sangat kecil.

“Kami sepakat dengan Kementerian Koperasi, tahun 2025 harus kita jadikan sebagai Tahun Koperasi Internasional (IYC2025) sebagai katalis bagi perkembangan koperasi di Indonesia, apalagi mengingat rendahnya tingkat keanggotaan di masyarakat. ,” kata Iqbal.

(kg/kg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top