Jakarta –
Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko mengatakan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan melibatkan masyarakat miskin.
Menurut Budima, masyarakat miskin tersebut kemudian dapat dimobilisasi dan diperkuat melalui koperasi, usaha kecil menengah, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Dari sana, mereka dapat bekerja di dapur MBG atau berpartisipasi dalam bisnis terkait lainnya.
“Ya, masyarakat miskin tidak bisa berdiri sendiri. Tapi masyarakat miskin bergabung dengan koperasi, masyarakat miskin diundang oleh pengusaha di pedesaan, terutama masyarakat miskin di desa, dan masyarakat miskin diundang oleh pengusaha kota dan kabupaten.” katanya.
Budiman yakin dengan rencana tersebut, pemerintah bisa melaksanakan program Presiden Prabowo Subianto dan memberikan sumber pendapatan baru bagi masyarakat miskin.
Apalagi, faktor terpenting dalam pengentasan kemiskinan bukan hanya peningkatan produktivitas masyarakat kelas menengah atau miskin, namun juga akses terhadap sumber pendapatan baru.
“Keberhasilan mengentaskan kemiskinan masyarakat miskin, tingkat keberhasilan yang tinggi tidak hanya harus bergabung di koperasi, tetapi juga harus memiliki PO-nya, produktif untuk membeli pesanan produknya di pasar,” ujarnya.
Lebih lanjut Budiman menjelaskan, “Kalau masyarakat miskin menghasilkan, nah, petani kita bekerja lebih awal, perajin kita memproduksi, tapi siapa yang membeli? Negara mau beli dalam jumlah besar, selalu missing link.”
Menurutnya, tidak hanya program pangan gratis, masyarakat miskin juga bisa mengikuti skema 3 juta rumah setiap tahunnya. Dalam hal ini, mereka dapat bekerja untuk menghasilkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut.
“Saat ini kami sedang menyiapkan rencana dimana masyarakat miskin dapat berpartisipasi bersama BUMDES, koperasi, pengusaha kelas menengah melalui plasma inti penyediaan pangan dan perumahan. Pasir, kayu, semen, batu, genteng,” jelas Budiman.
“Karena sampai sekarang orang nyanyi teko ora tuku-tuku, tuku ora teko-teko (pembelinya gak beli, pembeli) kan? nyanyi tuku teko (pembeli datang), namanya negeri, nyanyi teko tuku.(( yang datang membeli) dengan itu,” katanya.
Tonton videonya: Rencana seorang pemilik restoran menyiapkan menu MBG dengan budget Rp 10 ribu
(jam)